Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (28/4/23) dibuka melemah tipis 0,04% menjadi 6.942,42.
Pada pukul 09.03, IHSG masih melemah 0,57% ke level 6.906,06. Perdagangan menunjukkan terdapat 130 saham melemah, 180 saham naik sementara 217 lainnya mendatar.
Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 891 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 452 juta.
Kendari dibuka di zona merah, bursa saham Indonesia (IHSG) diprediksi akan menguat pada perdagangan terakhir pekan ini. Hal ini didukung oleh sejumlah sentimen positif yang datang dari dalam dan luar negeri. Dari luar negeri, cemerlangnya kinerja Wall Street diharapkan menular ke pasar saham Indonesia.
Bursa Wall Street yang semula muram pada awal pekan kini justru berbalik arah menjadi sangat positif menjelang akhir pekan. Kinerja perusahaan teknologi yang di luar ekspektasi membuat pasar meyakini jika sektor tersebut tidak seburuk perkiraan sebelumnya. Kondisi ini diharapkan juga membawa angin segar kepada perusahaan teknologi Tanah Air.
Namun, investor tetap perlu mencermati sejumlah data yang akan rilis pada hari ini. Terutama dari AS, perlambatan ekonomi AS serta persoalan plafon utang pemerintah AS bisa memuat kinerja bursa Tanah Air loyo. Hingga kini, kongres belum juga menyepakati kenaikan plafon utang pemerintah AS.
Perkembangan di AS tentu saja akan berimbas kepada ekonomi Tanah Air, baik langsung atau tidak langsung. AS sendiri hari ini akan mengumumkan sejumlah data penting. Di antaranya adalah data belanja pribadi warga AS untuk Maret serta Michigan consumer sentiment. Kedua data ini sangat penting karena menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya pada pekan depan.
Dari dalam negeri, sentimen positif diharapkan datang dari data realisasi investasi pada kuartal I-2023. Kinerja perusahaan pada kuartal I yang masih kinclong juga diharapkan bisa menopang kinerja IHSG. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal IV-2022 melonjak 30,3% menjadi Rp314,8 triliun.
Investasi di sektor logam dasar masih menjadi primadona dalam beberapa kuartal terakhir. Namun, perlu disimak pula siapa investor asing terbesar di Indonesia. Sebagai informasi, China merupakan investor asing terbesar pada kuartal IV-2022.
Dalam beberapa kuartal terakhir, sektor logam dasar menjadi primadona hingga mampu melambungkan investasi di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Menarik untuk dicatat sejauh mana pemulihan ekonomi mampu mendongkrak investasi pada kuartal I-2023 dan sektor-sektor mana yang investasinya tumbuh kuat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Jurang IHSG Makin Dalam, Berapa Ujungnya?
(Muhammad Azwar/ayh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com