Wamen BUMN Akhirnya Buka-Bukaan Soal Masalah LRT

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian BUMN buka suara soal banyaknya permasalahan yang terjadi di operiasional Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek.

Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia II Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa pihaknya tengah mengevaluasi operasional LRT ke jajarannya. Diketahui, pengelola LRT adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT INKA.

“Ini kan LRT karya baru, baru diperkenalkan. Kita kan sekarang evaluasi terus menerus dan meminta masukan dari masyarakat, dan kita tetap utamakan keselamat dan kenyamanan,” ujar Rosan saat ditemui usai penandatanganan Merah Putih Fund (MPF) di Telkomsel Smart Office, Jakarta, pada Senin, (4/9/2023).

Rosan pun berharap agar operasional LRT bisa berjalan lebih baik dari sebelumnya.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa layanan LRT Jabodebek terjadi gangguan di mana pintu kereta tidak bisa dibuka pada Rabu, (30/8/2023). Ujungnya, keret yang terganggu tersebut diungsikan ke INKA dan KAI untuk dilakukan evaluasi.

Di hari yang sama, para pengguna LRT juga melaporkan kendala mati listrik saat pemberangkatan pagi hari. Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo membenarkan kejadian tersebut. Hal ini disebabkan pembangkit listrik di Halim mati yang berdampak pada laju kereta yang berhenti secara tiba-tiba.

“Betul listrik mati di pembangkit listrik di Halim,” ungkap Kuswardoyo kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/8/2023).

Di sisi lain, KAI juga mengakui adanya keterlambatan perjalanan LRT Jabodebek pada hari kedua pengoperasiannya. Padahal, harusnya, Perjalanan LRT Jabodebek saat ini memiliki jarak waktu kedatangan antar kereta (headway) mencapai 20 menit.

Manager Public Relations LRT Jabodebek, Kuswardoyo dalam keterangan resminya pada dikutip Selasa (29/8/2023) mengatakan, hal itu disebabkan frekuensi dan trainset yang dioperasikan masih terbatas mengikuti Grafik Perjalanan Kereta yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

[Gambas:Video CNBC]