Wall Street Loyo Pekan Lalu, Bursa Asia Ditutup Mixed

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Asia-Pasifik ditutup beragam pada perdagangan, Senin (24/4/2023). Para pelaku pasar saat ini mencermati kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) pada pertemuan awal Mei.

Read More

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,10%, Topix naik 0,11%, Hang Seng Hong Kong merosot 0,58%, Shanghai Composite China turun 0,78%, Straits Times Singapura naik 0,12%, ASX 200 Australia terdepresiasi 0,11%, dan KOSPI Korea Selatan ambles 0,82%.

Pasar menilai peluang 89% Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin. Termasuk harapan kenaikan serupa dari Bank Sentral Eropa.

Selain itu, para investor mencermati gerak saham teknologi di indeks S&P 500 yang berpengaruh terhadap “mood” pasar Asia.

Apple Inc dan Microsoft Corp sendiri telah menyumbang hampir setengah dari kenaikan S&P 500 hingga Maret. Jadi ada banyak hal yang mempengaruhi pandangan mereka.

“Kami percaya pelanggan Microsoft, Amazon dan Google semua akan memberikan hasil yang memenuhi dan kemungkinan melebihi ekspektasi Wall Street (untuk kinerja) Q1 minggu ini meskipun kebisingan baru-baru ini di pasar,” kata analis di Wedbush Securities.

“Kami juga percaya narasi utama musim pendapatan teknologi akan menjadi perlombaan senjata AI dan setiap pemain Teknologi Besar memberi tahu investor tentang ambisi AI/strategi monetisasi mereka sendiri saat Redmond melawan Google dan pendukung teknologi lainnya untuk memperebutkan piala AI.”

Pekan lalu, ketiga indeks utama AS membukukan kenaikan pada hari Jumat, tetapi melemah selama sepekan.

Indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi mengalami penurunan terbesar, turun 0,42%, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,23% sekaligus menghentikan kenaikan empat minggu beruntun, dan S&P 500 turun 0,1%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts