Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau Bank BSI (BRIS) mencatatkan angka restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang terus menurun.
Direktur Manajemen Resiko Tiwul Widyastuti mengatakan, outstanding balance dari portofolio peserta restrukturisasi di BSI tersisa Rp13,6 triliun.
Tiwul menjelaskan, dari Rp13,6 triliun tersebut, 41,2 persennya merupakan portofolio yang dapat perlakuan khusus, lalu 26,6 persen lainnya masih melanjutkan periode restrukturisasi yang sudah didapatkan.
“Lalu ada 32,6 persen yang telah berakhir tapi belum pulih sehingga harus restru kembali tapi bukan ketentuan POJK baru tapi program internal kita,” kata Tiwul pada Konferensi Pers paparan kinerja kuartal I/2023 BSI, Kamis, (27/4/2023).
Sebelumnya diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan untuk mengambil kebijakan memperpanjang restrukturisasi yang disebabkan oleh Covid-19.
“OJK mengambil kebijakan mendukung segmen, sektor, industri dan daerah tertentu (targeted) yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024,” jelas OJK dalam keterangan resmi, Senin (28/11/2022).
Adapun segmen yang bisa mendapatkan perpanjangan restrukturisasi memiliki kriteria antara lain:
1. Segmen UMKM yang mencakup seluruh sektor;
2. Sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum;
3. Beberapa industri yang menyediakan lapangan kerja besar, yaitu industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta industri alas kaki.
Tiwul mengungkap, pihaknya terus melakukan pengawasan ketat terhadap para nasabah restrukturisasi tersebut dengan mengadakan monitoring intensif.
“Insyaallah nasabah restrukturisasi itu dimanage baik, di monitor, makanya persentase nasabah restrukturisasi kita makin menurun,” paparnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
BSI Masuk ‘Jalan Tol’, Bos Besarnya Buka Suara
(Mentari Puspadini/ayh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com