Suku Bunga AS Tetap, Ini Aset Kripto Tercuan & Terboncos

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar kripto bergerak variatif dalam 24 jam terakhir pasca suku bunga Amerika Serikat (AS) telah ditetapkan tidak mengalami perubahan.

Read More

Merujuk dari CoinMarketCap pada Kamis (21/9/2023) pukul 06.23 WIB, pasar kripto bergerak mix dalam 24 jam terakhir. Bitcoin turun 0,34% ke US$27.132,08 dan secara mingguan naik 3,40%.

Ethereum terapresiasi turun 1,30% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari menguat 0,87%.

XRP naik 1,29% secara harian dan dalam sepekan melonjak 7,34%.

Begitu pula dengan Solana yang menguat 1,00% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan terbang 10,22%.



CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,56% ke angka 1.131,06. Open interest terdepresiasi 0,48% di angka US$24,10 miliar.

Index Fear & Greed yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 42. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan hari Rabu (20/9/2023) yang tercatat sebesar 39 yang berarti bahwa pasar sudah mulai bersikap netral.

Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 47 yang mana merupakan kategori netral atau lebih tinggi dibandingkan hari kemarin (20/9/2023) yang berada di angka 46 dengan kategori fear.

Pada hari (21/9/2023) dini hari waktu Indonesia telah dirilis suku bunga AS yang sudah sangat sesuai dengan proyeksi pasar yakni menahan suku bunganya di level 5,25-5,50%.

Pejabat bank sentral AS (The Fed) juga memproyeksikan untuk mempertahankan suku bunga yang tinggi yakni disekitar angka 5,1% pada tahun 2024, sebuah lonjakan ekspektasi yang signifikan dibandingkan dengan prediksi bulan Juni sebesar 4,3%.

Mereka juga melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat pada tahun ini, dengan perkiraan kenaikan PDB riil sebesar 2,1% dibandingkan perkiraan pada bulan Juni sebesar 1%.

Mengacu pada pernyataan Fed, komite berupaya untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi pada tingkat 2% dalam jangka panjang. Komite akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter.

Dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2% dari waktu ke waktu, komite akan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter secara kumulatif serta dampak ekonomi dan keuangan.

Ketua The Fed, Jerome Powell juga mengatakan bahwa mayoritas anggota Fed percaya bahwa “satu kali kenaikan suku bunga lebih mungkin terjadi daripada tidak tepat”. Ia juga mengakui bahwa tren inflasi saat ini sedang menuju ke arah yang benar, dan mengatakan bahwa angka inflasi dalam tiga bulan terakhir sangatlah baik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Menanti Simposium Jackson Hole, Kripto Merah Membara

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts