Sudah Stop! IHSG Gak Lanjut Longsor Lagi Kok di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan signifikan di sesi I perdagangan Selasa (10/1/2023).

IHSG ditutup anjlok 1,52% di 6.586,82 dan untuk pertama kalinya melemah mendekati posisi akhir tahun 2020. Saham-saham perbankan big cap dengan bobot indeks yang besar mendorong pelemahan IHSG.

Read More

Saham BBCA melemah 2,66%; BBRI drop 3,27%; BBNI turun 3,61% dan saham BMRI anjlok paling dalam dengan koreksi 4,63%.

Pergerakan IHSG mengekor mayoritas indeks saham Asia yang juga tertekan di zona merah. Namun kinerja IHSG terbilang paling buruk dibandingkan dengan yang lain.

Mayoritas saham tertekan dengan 396 saham mengalami penurunan harga. Hanya ada 133 saham yang terpantau menguat di sesi I.

Setelah anjlok dalam di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II?

Analisis Teknikal


Foto: Teknikal
Jakarta

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks masih bergerak turun dan telah,menembus batas bawah BB di 6.603.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI berada di 27,65 yang mengindikasikan bahwa IHSG sudah berada di area jenuh jualnya.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 semakin menjauhi garis MA 26 dan bar histogram bergerak ke area negatif.

Tekanan jual memang masih tinggi. Namun dengan posisi IHSG yang sudah oversold, ada peluang rebound di sesi II, setidaknya perlu menguji level psikologis terdekat di 6.600.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Belum Suram, APEI Sebut Pasar Modal Masih Bisa Tumbuh

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts