Sudah Nanjak 1,7% Kemarin, Harga CPO ‘Rehat’ Dulu Nih..

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah di sesi awal perdagangan Selasa (08/11/2022), setelah berakhir meroket 1,7% di perdagangan kemarin. Lantas, bagaimana prediksi pergerakan CPO hari ini?

Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan turun 0,52% ke MYR 4.410/ton pada pukul 08:35 WIB.

Read More



Wang Tao, analis Reuters memproyeksikan bahwa harga CPO akan menguji titik support di MYR 4.311/ton terlebih dahulu. Namun, penembusan di bawah titik support dapat membuka jalan menuju kisaran MYR 4.220-4.264/ton.


Foto: Refinitiv
CPO

Pada perdagangan kemarin (07/10), minyak kelapa sawit Malaysia ditutup melesat 1,7% menjadi MYR 4.440/ton (US$937/ton) didukung oleh permintaan yang kuat dari importir utama India, meskipun China masih menerapkan kebijakan zero-Covid untuk meminimalisir penyebaran kasus Covid-19.

“Permintaan dari India dan negara-negara Asia Selatan sangat kuat. Minyak sawit jauh lebih murah daripada minyak kedelai dan minyak lainnya,” tutur salah satu pedagang berbasis di Singapura dikutip Reuters.

Seperti diketahui, India merupakan salah satu importir terbesar CPO dunia, sehingga permintaan akan CPO yang meningkat tentu dapat mengerek harga CPO naik.

Pada Minggu (6/11), China mengumumkan kasus infeksi Covid-19 tertinggi baru dalam enam bulan setelah pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan mereka bertahan dengan pembatasan virus korona yang ketat, sehingga memadamkan harapan baru-baru ini untuk pelonggaran.

Sementara itu, para pelaku pasar memprediksikan harga CPO kemungkinan akan menguat lebih lanjut karena hujan yang berlebihan di negara-negara produsen utama membatasi produksi, sedangkan permintaan meningkat sebagai bahan baku makanan dan bahan bakar nabati.

Jika melansir data dari Gabungan Pengusaha Indonesia Palm Oil Association (GAPKI), produksi CPO Indonesia dan minyak inti diperkirakan turun menjadi 51,3 juta ton pada tahun ini dari 51,6 juta ton pada 2021.

Namun, analis industri terkemuka, Dorab Mistry memprediksikan harga acuan CPO Malaysia diperkirakan akan diperdagangkan antara MYR 3.500-4.500/ton hingga akhir Maret 2023 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi dan ringgit yang melemah.

Kombinasi tersebut tampaknya dipicu oleh keagresifan bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan suku bunga acuan guna meredam angka inflasi yang masih tinggi. Sehingga dolar AS pun perkasa dan menekan mata uang di emerging market, termasuk ringgit Malaysia. Harga CPO pun akan menjadi lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang asing.

Sementara, ketika dolar AS perkasa akan menurunkan permintaan pada minyak mentah dunia, karena akan menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Terimakasih RI! Harga CPO Dunia Jadi Lebih Murah

(aaf/aaf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts