Setelah Terkapar 3 Minggu, Harga Minyak Dunia Bangkit 5%!

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar minyak mentah dunia bangkit dari tren bearish selama tiga pekan beruntun. Optimisme pemulihan ekonomi dari China menjadi pendorong utama.

Read More

Pada perdagangan sepanjang minggu ini, dua acuan minyak dunia ini melejit 2,32% untuk Brent dan 5% untuk minyak WTI menjadi masing-masing US$85,57 per barel dan US$79,98 per barel.


Gerak dua acuan minyak terbelah pada perdagangan awal pekan, Senin (28/11/2022), di mana minyak Brent turun 0,5% tapi WTI naik 1,3%.

Harga minyak tertekan oleh kebijakan Zero Covid yang berpotensi melemahkan permintaan minyak. Apalagi China adalah konsumen utama minyak mentah dunia.

Oleh karena itu muncul desas-desus bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC+ akan membahas mengenai pengurangan produksi minyak lanjutan untuk menopang harga minyak mentah.

Hari berikutnya, Selasa (29/11/2022), harga minyak dunia acuan WTI melanjutkan penguatan sebesar 1,2%, sementara Brent turun tipis 0,2%.

Penguatan didorong oleh pejabat kesehatan China yang mengatakan berencana untuk mempercepat vaksinasi untuk orang lanjut usia, yang bertujuan untuk mengatasi hambatan utama dalam upaya melonggarkan pembatasan ketat.

Sementara kabar OPEC+ akan melakukan pengurangan produksi lanjutan dibantah sehingga menekan harga minyak dunia.

Pada perdagangan Rabu (30/11/2022) dua acuan minyak mentah, Brent dan WTI, kompak melejit 3% di tengah tanda-tanda pasokan yang lebih ketat dan optimisme atas pemulihan permintaan China.

Stok minyak mentah AS anjlok hampir 13 juta barel, terbesar sejak 2019, dalam pekan yang berakhir 25 November, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA).

Badan Energi Internasional memperkirakan produksi minyak mentah Rusia akan dibatasi sekitar 2 juta barel minyak per hari pada akhir kuartal pertama tahun depan, kata ketua Fatih Birol kepada Reuters, Selasa (29/11/2022).

Di sisi permintaan, dukungan lebih lanjut datang dari optimisme pemulihan permintaan di China, pembeli minyak mentah terbesar di dunia.

China melaporkan penurunan kasus, sementara pasar berspekulasi bahwa protes akhir pekan dapat mendorong pelonggaran pembatasan perjalanan.

Kemudian pada perdagangan hari Kamis (1/12/2022) harga minyak dunia kembali menguat sebesar 2%. Pergeseran strategi Zero Covid China meningkatkan optimisme tentang pemulihan permintaan minyak di sana. Kota Guangzhou dan Chongqing mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid pada hari Rabu

Menurut data BP Statistic pada 2021 konsumsi China mencapai 15,4 juta barel per hari atau 16,4% konsumsi dunia. Sehingga permintaan dari China dapat mempengaruhi gerak minyak mentah dunia.

Pada perdagangan hari terakhir minggu ini, Jumat (2/12/2022) harga minyak Brent dan light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Artikel Selanjutnya


Lupakan The Fed, Harga Minyak Nanjak Lagi ‘Didukung’ China

(ras/ras)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts