Sesi 2 Gak Aman! Sor Ndolosor, IHSG Bakal Longsor!

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar saham Tanah Air masih belum bisa lepas dari tekanan koreksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,51% dan ditutup di 6.588,54 di sesi I Rabu (11/1/2023).

Sejak awal perdagangan dibuka IHSG sudah terjun ke zona merah. IHSG kembali terlempar dari level psikologis 6.600.

Read More

Sebanyak 355 saham yang terkoreksi turut menyeret IHSG ke zona pesakitan. Bahkan IHSG menjadi indeks saham di kawasan Benua Kuning dengan kinerja terburuk.

Padahal semalam, tiga indeks saham Wall Street kompak menghijau dan Nasdaq Composite memimpin apresiasi dengan kenaikan lebih dari 1%.

Ambrolnya IHSG masih tak bisa dilepaskan dari anjloknya saham-saham bank kakap dengan bobot besar terhadap indeks. Saham BBCA, BMRI dan BBNI bahkan drop lebih dar 1% siang ini.

Setelah tertekan cukup signifikan di sesi I, bagaimana nasib IHSG di sesi II nanti?

Analisis Teknikal


Foto: Teknikal
Jakarta

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks masih bergerak di dekat batas bawah BB di 6.556.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI mengalami penurunan ke 35,84 mendekati area jenuh jualnya.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 sudah berimpit dengan garis MA26 dan bar histogram masih berada di area negatif.

Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, waspadai IHSG menguji support terdekat di 6.556.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Belum Suram, APEI Sebut Pasar Modal Masih Bisa Tumbuh

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts