Jakarta, CNBC Indonesia – Anak usaha Pertamina yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki performa yang cukup menarik. Kinerja saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) selama tiga bulan terakhir melesat 63,69% ke level Rp 1.375 per saham.
Selain itu, kapitalisasi pasarnya atau market cap telah jauh mengalahkan anak usaha Pertamina lain yang telah lebih dahulu melantai di Bursa, yakni PT Pertamina Gas Negara Tbk. (PGAS). Kapitalisasi pasar PGEO Rp 56,92 triliun, sedangkan PGAS Rp 32,73 triliun.
Sebagai informasi, PGAS melantai di Bursa sejak Desember 2003 dengan harga Rp 1.500 dan melakukan stock split pada 2008. Pada penutupan perdagangan kemarin, PGAS parkir di level Rp 1.350.
Adapun tercatat, harga saham PGEO melesat ke zona hijau atau menguat 5,71% ke posisi 925 per saham pada hari perdananya saat IPO. Meskipun, harga saham sempat berbalik ke teritori negatif hingga menyentuh level terendah di posisi 815.
Namun, saham PGEO terus melaju di zona hijau bahkan dalam 1 bulan terakhir kenaikannya mencapai 59,77%. Saham PGEO juga diuntungkan dengan akan diluncurkannya bursa karbon Indonesia.
Melesatnya saham PGEO terjadi sepertinya masih terkait dengan kerjasama perseroan dengan dua perusahaan Afrika dan proyek perseroan yang tengah digarap.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara di Benua Afrika, yaitu Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan. Dari kunjungan tersebut, ada kerja sama yang dihasilkan dengan BUMN, salah satunya melalui PT Pertamina (Persero).
Pertamina memboyong beberapa inisiasi kerja sama di bidang hulu, midstream, hilir dan panas bumi (geothermal) dengan Afrika.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjelaskan, pihaknya telah melakukan empat penandatanganan komitmen di 4 negara Afrika. Setidaknya, beberapa proyek yang nantinya akan dikerjasamakan dengan Afrika adalah sebagai berikut.
Terdapat 2 kerja sama yang terjalin di Kenya, yakni dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) serta National Oil Corporation of Kenya (NOCK).
Penandatanganan dilakukan Pertamina melalui anak usaha subholding Pertamina NRE PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan anak usaha subholding Pertamina Upstream PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP).
Sebelum kunjungan ini berlangsung, Pertamina juga telah menandatangani MoU dengan GUMA untuk wilayah kerjasama Kenya, Afrika Selatan dan Republik Demokratik Kongo.
Komitmen itu terkait kerja sama pengembangan dan optimalisasi pipa gas, pengembangan pembangkit listrik tenaga gas, serta pengembangan fasilitas ekspor listrik ke Afrika Selatan.
Selain itu, PGEO juga tengah menyelesaikan beberapa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), seperti PLTP di Seulawah Agam, Aceh Besar dan proyek PLTP di Hululais, Bengkulu.
PGEO pun menargetkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dalam lima tahun ke depan bertambah sebesar 600 Mega Watt (MW).
Direktur keuangan PGEO, Nelwin Aldriansyah mengatakan, untuk merealisasikan target tersebut perusahaan membutuhkan investasi yang cukup besar. Setidaknya, alokasi dana yang dibutuhkan hingga lima tahun ke depan yakni sebesar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 24,52 triliun.
Sementara, dari kebutuhan sebesar US$ 1,6 miliar, perusahaan sendiri telah mendapatkan dana sekitar US$ 500 juta yang berasal dari Initial Public Offering (IPO).
“600 MW ini butuh investasi yang cukup besar. Kurang lebih US$ 1,6 miliar, dari US$ 1,6 miliar ini kita telah mendapatkan US$ 500 juta dari IPO dan ini akan kita gunakan untuk mengembangkan kapasitas tambahan terpasang PGE menjadi di atas 1 GW dalam 5 tahun mendatang,” ujar dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (21/8/2023).
Perlu diketahui, saat ini PGEO menjadi pemain terbesar di industri geothermal Tanah Air dengan 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 Mega Watt (MW) yang dioperasikan, terdiri dari 672 MW dioperasikan sendiri dan 1.205 MW melalui Joint Operation Contract (JOC)
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Video: Laba Melonjak 49,3%, Saham PGEO Layak Dikoleksi?
(mkh/mkh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com