Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada pekan ini dan sukses kembali ke level psikologis 7.000. Pergerakan indeks acuan Tanah Air di pekan ini cukup volatil dipengaruhi beberapa data ekonomi penting baik dalam negeri maupun eksternal.
Sepanjang pekan ini, Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut melonjak 0,62% secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan Jumat (11/11/2022) kemarin, IHSG ditutup melesat 1,76% ke posisi 7.089,21. Jika melihat kinerjanya sebulan terakhir indeks sudah naik 4,03%, dan sudah melesat 7,71% secara year-on-year/yoy.
Di tengah menguatnya IHSG pekan ini, setidaknya ada 6 saham yang menjadi top gainers sepanjang pekan ini yang mengalami kenaikan signifikan hingga lebih dari 24% dan 6 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjaditop losers.
Berikut daftar saham yang menjaditop gainerspada pekan ini:
SAHAM
|
EMITEN
|
KOREKSI (%)
|
HARGA TERBARU (Rp)
|
PEKAN LALU (Rp)
|
FIRE
|
PT Alfa Energi Investama Tbk
|
24.17
|
298
|
240
|
LEAD
|
PT Logindo Samudramakmur Tbk
|
22.22
|
121
|
99
|
ARTO
|
PT Bank Jago Tbk
|
20.23
|
5675
|
4720
|
BABP
|
PT Bank MNC Internasional Tbk
|
18.45
|
122
|
103
|
KRYA
|
PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk
|
17.22
|
422
|
360
|
BANK
|
PT Bank Aladin Syariah Tbk
|
13.48
|
1600
|
1410
|
Saham emiten PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) memimpin deretantop gainerspada pekan ini, di mana saham FIRE melejit 24,71% sepanjang pekan ini.
Sepekan terakhir, harga saham FIRE bergerak di rentang Rp 234-302/unit. Hingga perdagangan terakhir Jumat (11/11/2022), nilai kapitalisasi pasar saham FIRE mencapai Rp 439,66 miliar.
Jika melihat data perdagangan, sepanjang sepekan terakhir saham FIRE tercatat hanya sekali ambrol yakni pada perdagangan Kamis (10/11/2022), 4 kali perdagangan sisanya FIRE ditutup cemerlang.
Sepekan terakhir saham FIRE mencatatkan aksi jual (net sell) mencapai Rp 26 juta di pasar reguler. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, FIRE masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 13,1 miliar pada kuartal III-2022.
Di sisi lain, FIRE tetap optimis meningkatkan kinerja penjualan tahun ini mencapai Rp 800 miliar. Target tahun 2022 ini tentunya juga bergantung pada sejumlah faktor termasuk fluktuasi harga batu bara yang terjadi.
Penguatan saham FIRE pekan ini terjadi di tengah penurunan harga batu bara global. Sehingga, membuat harga mayoritas saham emiten tambang batu hitam domestik bergerak lesu.
Harga batu bara acuan ICE Newcastle terus anjlok setelah mencapai level All Time High (ATH) di US$ 464/ton pada awal September 2022.
Namun jika dibandingkan dengan level ATH, harga batu bara sudah tergerus hampir 38%. Menariknya jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, harga batu bara masih meningkat lebih dari 2x.
Dengan penurunan harga batu bara yang terjadi di kuartal IV-2022, ada kemungkinan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) emiten batu hitam juga akan turun.
Sebagai informasi, FIRE bergerak dalam bidang operasi dan investasi pada layanan energi, sumber energi, dan infrastruktur energi melalui anak perusahaannya.
Sumber: www.cnbcindonesia.com