Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten konsumer produsen Indomie yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Jumat (28/4/2023).
Per pukul 09:21 WIB, saham ICBP melemah 0,24% ke posisi harga Rp 10.200/unit. Pada perdagangan sehari sebelumnya, saham ICBP memang sempat terkoreksi. Tetapi pada akhir perdagangan, saham ICBP berhasil menguat 0,49%.
Saham ICBP sudah ditransaksikan sebanyak 88 kali dengan volume sebesar 39.900 lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 408,21 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 119,24 triliun.
Hingga pukul 09:21 WIB, di order offer atau jual, terdapat 179 lot antrian di harga Rp 10.250/unit. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 10.350/saham, yakni sebanyak 1.273 lot.
Sementara di order bid atau beli, terdapat 50 lot antrian di harga Rp 10.225/unit. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 10.100/unit, yang sebanyak 1.215 lot antrian.
Koreksinya saham ICBP terjadi di tengah kabar kurang menggembirakan, di mana beberapa negara yang menjual produk Indomie melakukan penarikan karena ditemukan zat berbahaya di salah satu produk Indomie yang dijual. Adapun negara tersebut yakni Taiwan dan Malaysia.
Di Taiwan, Departemen Kesehatan Taipei merilis hasil pemeriksaan mi instan yang dijual di Taipei pada 2023, Senin (24/4/2023). Melalui pernyataannya, Departemen Kesehatan Taipei menemukan kandungan etilen oksida dalam varian Indomie Rasa Ayam Spesial asal Indonesia.
Berdasarkan hasil pengujian, etilen oksida ditemukan pada paket bumbu Indomie rasa Ayam Spesial.
Setelah penemuan tersebut, Departemen Kesehatan Taipei pun telah meminta seluruh toko di ibu kota untuk menarik Indomie varian tersebut
Selain itu, importir produk akan didenda sebesar 60 ribu dollar baru Taiwan atau sekitar Rp 28,8 juta hingga 200 juta dollar baru Taiwan atau sekitar Rp 96,2 miliar (asumsi kurs Rp481/dollar baru Taiwan).
Menyusul Taiwan, Malaysia juga menarik produk Indomie varian Ayam Spesial. Dilansir dari The Star, Menteri Kesehatan Malaysia, Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan bahwa pihaknya telah menarik Indomie Rasa Ayam Spesial yang diimpor dari Indonesia.
Hal itu dilakukan setelah otoritas Taiwan menemukan kandungan etilen oksida dalam paket bumbu Indomie Rasa Ayam Spesial.
Sebagai informasi, etilen oksida adalah senyawa kimia yang berkaitan erat dengan kanker kelenjar getah bening (limfoma) dan kanker darah (leukemia).
“Kementerian telah mengeluarkan perintah Hold, Test, and Release produk tersebut di semua titik masuk ke dalam negeri,” tegas Radzi, dikutip Kamis (27/4/2023) kemarin.
“Kementerian juga sudah memerintahkan perusahaan untuk secara sukarela menarik produk itu (Indomie Rasa Ayam Spesial) dari pasar,” lanjutnya.
Hal ini membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) buka suara terkait temuan residu pestisida Etilen Oksida (EtO) dalam paket bumbu Indomie Rasa Ayam Spesial oleh Departemen Kesehatan Taipei.
Menanggapi hal tersebut, BPOM memaklumi tindakan Taiwan. Sebab, negara tersebut memang melarang kandungan etilen oksida di produk pangan.
“Taiwan tidak memperbolehkan EtO pada pangan,” ujar BPOM dalam keterangan resminya, Kamis (27/4/2023).
“Metode analisis yang digunakan oleh Taiwan FDA adalah metode penentuan 2-Chloro Ethanol (2-CE), yang hasil ujinya dikonversi sebagai EtO. Oleh karena itu, kadar EtO sebesar 0,187 ppm setara dengan kadar 2-CE sebesar 0,34 ppm,” imbuh BPOM menjelaskan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Saham Defensif Lagi Murah-Murahnya, Bisa Jadi Pilihan 2023?
(chd/chd)
Sumber: www.cnbcindonesia.com