Saham Bank Digital Bertumbangan, 3 Emiten Ini Boncos Banget

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham-saham bank digital tampak lesu sepanjang tahun ini dengan tren penurunan. Meskipun mencatat keuntungan pada kuartal III tahun ini belum dapat mendongkrak harga saham. Daya tarik bank digital luntur lantaran valuasinya sudah terlalu tinggi.

Read More

Berikut kinerja saham-saham bank digital dan performa keuangannya :

1. PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK) atau Bank Aladin

Saham bank Aladin meskioun ditutup naik 0,3% ke level Rp 1.360 per saham pada akhir pekan lalu, namun sepanjang tahun ini sudah anjlok 40,6%.

Memang kinerja keuangan bank Aladin kurang menggembirakan dengan rugi yang membengkak hingga 141,12% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III tahun ini menjadi Rp 146,41 miliar dibandingkan Rp 60,72 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kerugian tersebut karena naiknya beban operasional dari Rp 87,1 miliar menjadi Rp190,6 miliar pada akhir September 2022.

Kerugian Bank Aladin yang semakin parah dengan tingkat pengembalian aset (return-on asset/ROA) perusahaan mencapai -9,08% dan tingkat pengembalian modal (return-on-equity/ROE) sebesar -7,29% per September 2022.

2. PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Saham bank Jago ditutup terkoreksi 6,8% ke level Rp 4.200 pada akhir perdagangan pekan lalu. Sepanjang tahun ini, saham ARTO sudah terjun 73,7%.

Padahal, pada kuartal III tahun ini Bank Jago mencatat laba bersih setelah pajak senilai Rp 41 miliar dari rugi yang sebesar Rp 32,9 miliar. Keuntungan tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan beban bunga. Per September 2022, pendapatan bunga dari bisnis konvensional dan syariah mencapai Rp 1,08 triliun, naik 205% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara rasio net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih per September 2022 sebesar 10,5 persen, naik 441 basis poin (bps) dibandingkan dengan posisi September 2021.

Pada kuartal III, penyaluran dana secara konvensional dan syariah naik 119% yoy menjadi Rp 8,16 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah tersebut ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra, seperti fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending).

3. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)

Saham AGRO meskipun pada akhir perdagangan Jumat lalu naik 5% ke level Rp 500 per saham, namun dalam setahun ini saham AGRO amblas 72,4%.

Padahal, bank digital BRI ini mencatat kinerja positif dengan membukukan laba bersih senilai Rp 32,47 miliar per kuartal III tahun ini, dari tahun sebelumnya yang merugi sebesar Rp 1,83 triliun.

Perseroan, mengurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) hingga 80,09% dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 456,91 miliar di sembilan bulan pertama 2022. Selain itu, juga ditopang kenaikan pendapatan lainnya yang tumbuh berkali lipat dari Rp 15,19 miliar menjadi Rp 416,48 miliar.

Meskipun demikian, pendapatan bunga bersih anak mengalami penurunan 21,58% secara tahunan dari Rp 656,67 miliar menjadi Rp 514,15 miliar. Hal itu seiring dengan penurunan penyaluran kredit dari Rp 14,32 triliun menjadi Rp 8,37 triliun per September 2022.

Sementara, rasio kecukupan modal minimum atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Raya naik 17,48% menjadi 27,33% di September 2022. Sedangkan NPL gross terus mengalami perbaikan dari 4,61% menjadi 2,05%.

Begitu pula dengan net interest margin yang naik dari 3,82% menjadi 4,71% per kuartal ketiga 2022. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity masing-masing bertengger di 1,06% dan 2,07%, padahal pada tahun lalu masih minus.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Masih Rugi, Bank Neo Commerce Jajaki Rights Issue

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts