Saham Adaro (ADRO) Nyaris ARB Lagi, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terpantau kembali ambles lebih dari 6% dan nyaris menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan Rabu (4/1/2023).

Read More

Hingga penutupan perdagangan hari ini, saham ADRO ambles 6,25% ke posisi harga Rp 3.300/unit. Bahkan, saham ADRO nyaris menyentuh batas ARB pada hari ini.

Amblesnya saham ADRO terjadi karena kondisi global yang membuat investor khawatir kembali dan mereka kembali melepas saham ADRO.

Sebelumnya, kekhawatiran investor kembali muncul setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengeluarkan proyeksi ekonomi global di tahun 2023.

Kepala IMF, Kristalina Georgieva memperingatkan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun yang berat karena mesin utama pertumbuhan yaitu Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China, semuanya mengalami aktivitas yang melemah.

“Kami memperkirakan sepertiga dari ekonomi dunia akan berada dalam resesi,” kata Kristalina Georgieva.

“Tahun 2023 akan lebih sulit dari tahun lalu karena ekonomi AS, Uni Eropa dan China akan melambat”, pungkasnya.

Di China, menurut Kristalina, laju ekonomi China pada 2022 kemungkinan di bawah pertumbuhan ekonomi global untuk pertama kalinya dalam 40 tahun karena lonjakan kasus covid-19.

Peningkatan kasus membuat Negeri Tirai Bambu tersebut menerapkan sejumlah pembatasan yang menahan aktivitas ekonomi.

“Untuk beberapa bulan ke depan, akan sulit bagi China, dan dampaknya terhadap pertumbuhan China akan negatif, dampaknya terhadap kawasan tersebut akan negatif, dan dampak terhadap pertumbuhan global akan negatif,” kata Georgieva.

Sementara itu, ia menilai ekonomi AS tangguh dan mampu menghindari resesi. Sebab, pasar tenaga kerja dinilai masih cukup kuat.

“Jika pasar tenaga kerja sangat kuat, Fed (The Federal Reserves) mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih ketat lebih lama untuk menurunkan inflasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kristalina menjelaskan bahkan bagi negara-negara yang tidak mengalami resesi pun ratusan juta orang akan merasa seperti dalam resesi.

Ramalan IMF mengenai kondisi ekonomi global yang melambat membuat dana beralih ke aset yang lebih aman atau safe haven.

Di lain sisi, amblesnya saham ADRO juga terjadi di tengah masih berlangsungnya periode dividen interim untuk tahun buku 2022. Adapun hari ini merupakan ex date di pasar tunai.

Sedangkan cum date dividen ADRO di pasar reguler dan pasar negosiasi telah berlangsung pada Jumat, 30 Desember lalu. Sedangkan untuk periode cum date di pasar tunai sudah berlangsung pada Selasa kemarin.

Sementara untuk jadwal pembagian dividen interim akan berlangsung pada 13 Januari mendatang.

Sebagai informasi, ADRO membagikan dividen interimnya dengan nilai mencapai US$ 500 juta. Ini setara sekitar Rp 7,78 triliun jika menggunakan asumsi kurs Rp 15.577 per dolar AS.

Nilai ini lebih tinggi 67% dari dividen interim tahun 2021 senilai US$ 300 juta. Nilai tersebut juga menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Dari orderbook-nya, tercatat sudah mencapai 1,65 juta lot transaksi saham ADRO hingga akhir perdagangan hari ini.

Dari order bid atau beli, posisi harga Rp 3.280/unit menjadi batas bawahnya pada hari ini, sehingga saham ADRO nyaris menyentuh ARB. Adapun di harga tersebut, ada 96.042 lot antrian beli. Sedangkan di harga Rp 3.300/unit, terdapat 149.117 lot antrian beli.

Adapun di order offer atau jual, ada 669 lot antrian jual di harga Rp 3.310/unit.

Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


5 Saham Ini Paling Diburu Asing, Ada Punya Kamu?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts