Jakarta, CNBC Indonesia – Aktivitas pendanaan melalui pasar modal terutama pencatatan saham baru di sepanjang tahun 2022 mencetak rekor.
Hingga 15 Desember 2022, ada 59 emiten yang resmi melantai di bursa saham domestik. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya 54 dan melampaui rekor All Time High 2018 sebanyak 57 emiten.
Total pendanaan yang berhasil diraup dalam aksi korporasi penawaran umum perdana saham (IPO) mencapai Rp 33 triliun. Artinya secara kasar, per emiten meraup pendanaan rata-rata sebesar Rp 560 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada 12 emiten yang melantai di kuartal I-2022. Sementara di kuartal II-2022 hanya ada 9 emiten yang listing di BEI. Kuartal III-2022 menyumbang paling banyak dengan capaian 23 emiten yang listing dan di penghujung tahun yakni kuartal terakhir ada 15 emiten yang IPO.
IPO terbanyak terjadi di bulan Agustus dengan jumlah emiten yang listing mencapai 14 dan disusul di bulan November dengan 10 emiten.
Proses IPO memang cenderung lebih semarak di semester II-2022. Bahkan ketika kondisi ekonomi global sedang memburuk karena dihantui perang, inflasi dan kenaikan suku bunga yang diramal bakal memicu resesi mencari dana murah dengan IPO menjadi salah satu opsi yang dipilih perusahaan.
Sektor dengan sumbangsih emiten terbanyak IPO adalah consumer cyclicals yang mencapai 16 emiten atau berkontribusi terhadap 27% dari total IPO.
Namun dari sisi total pendanaan yang berhasil diraup paling banyak dicatatkan oleh sektor teknologi yang mencapai Rp 22,3 triliun atau sebesar 67,6% dari total capaian funding.
Besarnya pendanaan di sektor teknologi karena ada aktivitas pencatatan saham oleh dua startup raksasa RI yakni GOTO dan BELI yang berhasil mendapatkan suntikan dana segar dari investor sebesar Rp 21,7 triliun atau setara dengan 97% dari total funding yang diperoleh secara sektoral.
Meskipun secara funding paling besar, tetapi kinerja harga saham teknologi cenderung melempem terutama karena longsornya saham GOTO.
Sedangkan sektor dengan kinerja saham IPO terbaik masih dicatatkan oleh sektor energi dengan median return sepanjang 2022 mencapai 49% dan rata-ratanya 526%. Perlu diingat ini hanya menggunakan kalkulasi kasar tanpa pembobotan free float maupun market cap dan size pendanaan.
Di posisi kedua ada sektor infrastruktur yang saham-saham IPO-nya berhasil mencatatkan apresiasi harga rata-rata sebesar 126%.
Sektor
|
Jumlah
|
Total Fund Raised
|
Average Fund Raised
|
Median Return
|
Average Return
|
Basic Materials
|
3
|
206,500,000,000
|
68,833,333,333.33
|
3%
|
7%
|
Consumer Cyclicals
|
11
|
2,323,726,741,600
|
211,247,885,600.00
|
12%
|
8%
|
Consumer Non-Cyclicals
|
16
|
2,591,307,961,000
|
161,956,747,562.50
|
15%
|
49%
|
Energy
|
3
|
791,958,000,000
|
263,986,000,000.00
|
49%
|
526%
|
Financials
|
1
|
338,320,476,000
|
338,320,476,000.00
|
29%
|
29%
|
Healthcare
|
4
|
1,464,217,154,000
|
366,054,288,500.00
|
10%
|
6%
|
Industrial
|
4
|
350,960,000,000
|
87,740,000,000.00
|
-38%
|
-10%
|
Infrastructures
|
5
|
1,417,237,362,800
|
283,447,472,560.00
|
110%
|
126%
|
Property & Real Estate
|
4
|
781,888,886,000
|
195,472,221,500.00
|
-49%
|
-20%
|
Technology
|
5
|
22,334,843,525,000
|
4,466,968,705,000.00
|
-24%
|
-13%
|
Transportation & Logistics
|
3
|
421,650,000,000
|
140,550,000,000.00
|
2%
|
28%
|
Sumber : e-ipo diolah Tim Riset CNBC Indonesia
Dari 59 saham yang melantai di BEI sepanjang 2022, ada 10 saham dengan return bagger artinya lebih dari 100% terhitung sejak tanggal perdana listing. Jawara tahun 2022 tetap dipegang oleh saham ADMR yang menguat 1.560% dan disusul oleh saham KRYA dan EURO dengan kenaikan masing-masing 368% dan 343% sejak IPO.
Saham
|
Change
|
ADMR
|
1560%
|
KRYA
|
368%
|
EURO
|
343%
|
CBUT
|
178%
|
SMKM
|
125%
|
BUAH
|
120%
|
ENAK
|
115%
|
ARKO
|
110%
|
DEWI
|
110%
|
PADA
|
104%
|
Sementara itu saham IPO dengan kinerja terboncos di tahun ini dipegang oleh GOTO dan OLIV yang anjlok lebih dari 70%. Ada juga saham NANO yang market capnya telah tergerus hingga 69%.
Saham
|
Change
|
ADCP
|
-49%
|
BAUT
|
-50%
|
NTBK
|
-50%
|
WINR
|
-50%
|
ASLC
|
-51%
|
AMMS
|
-56%
|
KLIN
|
-65%
|
NANO
|
-69%
|
OLIV
|
-72%
|
GOTO
|
-73%
|
Secara statistik, dari total 59 saham IPO, masih ada 34 emiten yang mengalami kenaikan sejak listing. Sementara sisanya sebanyak 25 saham mengalami pelemahan.
Salah satu yang paling fenomenal adalah saham WIRG yang disebut gencar melakukan ekspansi ke Metaverse. Sejak IPO harga sahamnya drop 24%. Padahal saham WIRG sempat masuk jajaran IPO tercuan bersama ADMR.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Asing Borong Saham Rp 1,9 T Pekan Lalu, Gegara Ini?
(trp/trp)
Sumber: www.cnbcindonesia.com