Ramalan Rupiah di Akhir 2022, Finish di Level Berapa Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan rupiah jelang tutup tahun masih belum menunjukkan tanda-tanda menguat. Alih-alih menguat, rupiah justru jauh meninggalkan level asumsi pemerintah dalam APBN 2022, sebesar Rp14.900 per dolar AS.

Pagi ini, Selasa (29/11/2022), nilai tukar rupiah sempat stagnan kemudian kembali terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan seiring dengan kinerja mayoritas mata uang di Asia.

Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan rupiah stagnan dan tertahan di Rp 15.720/US$. Namun, rupiah kembali terkoreksi 0,04% ke Rp 15.727/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengungkapkan pelemahan rupiah tidak akan membawa mata uang Garuda ini menyentuh level Rp 16.000 per dolar AS.

“Saat ini masih tetap dijaga oleh Bank Indonesia, dengan melakukan triple intervention,” ungkap Rully, Rabu (29/11/2022).

Di sisa akhir tahun ini, dia pun mengingatkan masih ada sentimen yang harus diwaspadai. Sentimen itu adalah kondisi geopolitik yang tidak stabil, tidak hanya di Eropa, tapi juga di Asia, terutama China.

Alhasil, di akhir tahun 2022, Rully memperkirakan rupiah akan menutup tahun ini di level Rp 15.235 per dolar AS. Hal ini sejalan dengan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve, akan lebih moderat dalam menaikkan suku bunga.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan akan terus menjaga stabilitas rupiah. Dia mengungkapkan pelemahan terhadap rupiah dipengaruhi oleh agresifnya kenaikan suku bunga Fed Fund Rate seiring sangat tingginya inflasi di AS.

Bank Indonesia (BI) bersama dengan Komisi XI DPR RI telah menetapkan asumsi nilai tukar rupiah pada level Rp 15.070 per dolar AS untuk tahun depan. Asumsi ini dimuat dalam Rancangan Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2023.

Namun, asumsi BI tersebut lebih tinggi dari asumsi nilai tukar rupiah dalam APBN 2023 yang disetel sebesar Rp14.800,00/US$.

[Gambas:Video CNBC]