Ramai Kabar Baik Bikin IHSG Perkasa, Lanjut Menguat Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini terbilang cukup menggembirakan, di mana IHSG sepanjang pekan ini terpantau menguat.

Read More

Sepanjang pekan ini, Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut menguat 0,18% secara point-to-point (ptp), lebih rendah dari posisi pekan sebelumnya yang menguat 0,35%. Dengan ini, maka IHSG sudah mencatatkan kinerja positifnya selama tiga pekan beruntun.

Sementara itu pada perdagangan Jumat (4/2/2023) kemarin, IHSG juga ditutup menguat 0,31% ke posisi 6.911,73. IHSG pun akhirnya kembali diperdagangkan di level psikologis 6.900. Adapun IHSG menyentuh level psikologis 6.900 terakhir pada perdagangan 27 Desember 2022.

Dalam harian sepanjang pekan ini, IHSG cenderung cerah, meski di perdagangan awal pekan ini sempat terkoreksi.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 43,3 triliun. Sayangnya, investor asing tercatat masih melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 714,02 miliar di pasar reguler sepanjang pekan ini.

IHSG cenderung cerah pada pekan ini ditopang oleh banyaknya rilis data ekonomi utama yang cenderung positif, mulai dari data inflasi RI yang kembali melandai hingga kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang sudah sesuai dengan prediksi pasar.

Pada Rabu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2023 mencapai 5,28% (year-on-year), lebih rendah dari Desember 2022 yang mencapai 5,51%.

Bahkan, laju inflasi tahunan ini jauh menurun dari titik puncak inflasi pada September 2022, sebesar 5,95%.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan bahwa inflasi tahunan mulai menurun pasca kenaikan harga BBM pada tahun lalu.

“Jadi di Januari ini ada pelemahan secara year-on-year jika dibandingkan kondisi Desember,” kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023) lalu.

Dari catatan CNBC Indonesia, inflasi yang meroket pada September 2022 lalu sempat membuat Presiden Joko Widodo panik, hingga mengerahkan semua pejabat dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengurus momok mengerikan ini.

Namun, upaya pemerintah dengan lembaga terkait akhirnya dapat mengendalikan inflasi dengan baik, sehingga inflasi per bulan lalu berhasil melandai kembali, meski masih berada di atas target pemerintah.

Selain dari inflasi RI, kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya juga sempat membuat pasar kembali optimis dan membuat pasar saham global, termasuk di RI kembali bergairah.

Sebelumnya pada Rabu siang waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) ke kisaran 4,5% – 4,75%.

Hal ini berarti The Fed kembali memperlambat laju kenaikan setelah sebelumnya menaikkan 50 bp pada Desember 2022 dan 75 basis pada empat pertemuan sebelumnya.

Namun, The Fed tidak memberikan indikasi jeda yang akan datang dalam kenaikan suku bunga. Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bahwa kebijakan perlu tetap restriktif untuk beberapa waktu dan bahwa para pejabat akan memerlukan bukti yang jauh lebih banyak untuk yakin bahwa inflasi berada di jalur yang menurun ke target 2%.

“Komite mengantisipasi bahwa kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat guna mengembalikan inflasi menjadi 2 persen dari waktu ke waktu,” kata The Fed dalam pernyataannya, Rabu (1/2/2023) siang waktu setempat.

Para pejabat The Fed telah mengatakan bahwa data inflasi Oktober, November dan Desember 2022 yang stabil merupakan berita yang disambut baik. Namun mereka masih perlu menantikan lebih banyak data lagi, terutama terkait data ketenagakerjaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Dibuka Hijau, IHSG Sukses Kembali Tembus Level 7.100

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts