Proses Leasing Kian Ketat, Adira Finance (ADMF) Waspada

Jakarta, CNBC Indonesia – Proses pengajuan mendapatkan cicilan kredit kendaraan bermotor roda dua dan empat di lembaga pembiayaan atau leasing saat ini lebih ketat alias tak mudah lagi, bahkan proses waktunya lebih lama dari sebelum periode pandemi. Syarat BI Checking atau SLIK saat ini benar-benar lebih ketat dari sebelumnya.

Read More

Kalangan pengusaha lembaga pembiayaan pun mengakui terjadinya fenomena tersebut. Mereka beralasan karena semakin tingginya suku bunga Bank Indonesia (BI), dan meminimalisir mendapatkan debitur kredit yang rentan bermasalah di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik.

Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) Dewa Made Susila tak menampik adanya isu tersebut. Perusahaan pun terus memantau perkembangan ekonomi.

“Kami juga meningkatkan kewaspadaan dalam memastikan kemampuan bayar pada calon nasabah dan keberlangsungan sumber pendapatan,” terang Dewa.

“Namun, sampai saat ini Adira Finance belum melakukan perubahan kebijakan kredit,” sambung Dewa.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) pada kesempatan sebelumnya juga sudah menggambarkan situasi tersebut. Bahkan, bukan cuma leasing, pengetatan juga dilakukan perusahaan keuangan lainnya.

“Kita tahu suku bunga BI naik, apa segala naik. Kalau suku bunga naik, perusahaan keuangan apapun juga akan menghitung kembali dari debitur. Kemampuan debitur juga akan meningkat kalau dia akan bayar cicilan lebih tinggi,” sebutnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (22/11/22).

Mengetatkan syarat cicilan menjadi penting bukan hanya bagi lembaga pembiayaan, namun juga masyarakat. Jangan sampai masyarakat keberatan dengan nilai cicilan yang ada, dan sampai kesulitan.

“Suku bunga artinya saling menjaga dan memberi tahu debitur, eh bener mau cicil di tengah bunga ningkat. Kalau emang mampu, pendapatan oke, kita akan hitung dari segala aspek, itu wajar,” ujar Suwandi.

Apalagi, naiknya inflasi mengakibatkan harga kebutuhan pokok juga meningkat. Akibatnya, masyarakat banyak mengerem pengeluaran yang tidak perlu.

“Bukan hanya itu, dengan suku bunga naik dan segalanya, artinya dalam konteks harga-harga naik, kita mesti hitung harga kebutuhan Ia dalam membiayai rumah tangga, akan ada kenaikan, maka pengetatan itu normal terjadi, supaya jangan sampai nanti calon debitur salah hitung,” sebut Suwandi.

[Gambas:Video CNBC]

(RCI/dhf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts