Perdana 2023, Rupiah Menguat Tajam ke Bawah Rp 15.500/US$!

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pertama 2023, Senin (2/12/2022). Kabar baik dari dalam negeri langsung mendongkrak kinerja rupiah hingga ke bawah Rp 15.500/US$.

Read More

Melansir data Refinitiv, rupiah dibuka melesat 0,55% ke Rp 15.480/US$ di pasar spot. Sebelumnya sepanjang 2022 rupiah mencatat pelemahan sekitar 8%.

S&P Global pagi ini melaporkan purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia naik menjadi 50,9 pada Desember 2022, naik dari bulan sebelumnya 50,3.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, di atasnya adalah ekspansi.

Artinya, di penghujung 2022 sektor manufaktur Indonesia meningkatkan ekspansinya.

S&P Global melaporkan, peningkatan demand membuat output produksi meningkat, begitu juga dengan aktivitas pembelian serta perekrutan tenaga kerja.

“PMI Desember menunjukkan peningkatan kondisi sektor manufaktur Indonesia pada akhir 2022. Laju ekspansi output dan penjualan yang lebih cepat bersama dengan meredanya tekanan kenaikan harga menjadi perkembangan yang bagus, meski kenaikan produksi dan demand masih lemah,” kata Jingyi Pan, Economics Associate Director at S&P Global Market Intelligence dalam rilisnya hari ini.

Jingyi juga melihat kenaikan harga output turun ke level terendah sejak Mei 2021, menunjukkan tekanan harga ke kosumen sudah melambat dan akan mendukung kenaikan demand ke depannya.

Selain itu, pelaku pasar menanti rilis data inflasi Indonesia.

Inflasi Indonesia diperkirakan kembali melonjak pada Desember 2022. Secara keseluruhan tahun, inflasi 2022 juga akan menjadi yang tertinggi sejak 2014 atau dalam delapan tahun.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan inflasi Desember 2022 akan menembus 0,54% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Naik drastis dibandingkan pada November yang tercatat 0,09%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (yoy) akan menembus 5,39% pada bulan ini. Inflasi lebih rendah dibandingkan pada November yang tercatat 5,42%.Secara tahunan, inflasi akan melandai seiring dengan memudarnya dampak kenaikan harga BBM subsidi.

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan merangkak naik menjadi 3,39% pada Desember (yoy) dibandingkan 3,30% pada November.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ambles! Rupiah Tembus Rp 15.700/USD

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts