Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penghimpunan dana di pasar modal senilai Rp 200 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Juli sebesar Rp 162,09 triliun dengan emiten baru sebanyak 57 emiten.
“Kita sudah revisi jadi Rp 200 triliun, dan saat ini sudah mencapai Rp 162 triliun. Alhamdulilah masih 4 bulan ke depan kami rasa belum perlu untuk merubah target,” ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Juli 2023 secara virtual di Jakarta, Kamis (3/8).
Menurutnya, nilai emisi emiten penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) lebih tinggi dibandingkan pencapaian sepanjang tahun 2022 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan ke-4 global pada semester I 2023.
Di pipeline, masih terdapat 101 rencana penawaran umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 72,85 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 66 perusahaan.
Sejalan dengan penguatan pasar keuangan global, pasar saham Indonesia sampai dengan 31 Juli 2023 juga mengalami penguatan sebesar 4,05% mtd ke level 6.931,36 dengan non-resident mencatatkan inflow sebesar Rp 2,72 triliun mtd.
“Penguatan IHSG terbesar pada Juli 2023 dicatatkan oleh saham di sektor energi dan sektor basic material,” sebutnya.
Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham termoderasi pada Juli 2023 menjadi Rp 9,66 triliun mtd dan Rp 10,24 triliun ytd , dan secara umum di bawah level rata-rata transaksi harian di 2022 yang sebesar Rp 14,71 triliun.
Di industri reksa dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 31 Juli 2023 tercatat sebesar Rp 516,67 triliun atau naik 1,69% (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp4,21 triliun (mtd).
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Rekor! 60 Perusahaan IPO, Nyari Duit Rp 55,78 T
(mkh/mkh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com