Mode Hati-Hati, Harga CPO Belum Kemana-mana Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange tidak banyak bergerak di sesi awal perdagangan Rabu (15/2/2023), mematahkan reli sejak perdagangan kemarin pasca ‘mati suri’ 3 hari beruntun sejak akhir pekan.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melemah 0,05% ke MYR 3.954/ton pada pukul 08:30 WIB. Dengan ini, dalam sepekan, harga CPO naik tipis 0,58% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan masih naik 3,64% dan masih drop 5,27% secara tahunan.

Penurunan harga CPO dipengaruhi oleh minyak saingannya. Untuk diketahui, harga CPO bersaing dengan harga minyak nabati lain dan minyak mentah dunia sehingga ini bisa saling mempengaruhi.

Sayangnya, pada perdagangan Rabu (15/2/2023) pagi harga Harga minyak mentah terpantau merosot di mana para pelaku pasar yang melihat ancaman “gelapnya” ekonomi dunia kembali muncul membuat minyak mentah tertekan. Keduanya jeblok lebih dari 1%.

Penurunan pada sesi awal perdagangan ini tak signifikan, CPO masih berpeluang menguat sebab masih di selumuti sentimen positif dari Indonesia yang kembali menerapkan kebijakan domestic market obligation (DMO) bagi para eksportir yang ditingkatkan menjadi 50%.

Kondisi ini diberlakukan pemerintah kita untuk menjaga stok minyak goreng jelang puasa hingga hari raya Idul Firi mendatang.

Di sisi lain, kebijakan ini juga diambil pemerintah dalam rangka merespon adanya kelangkaan minyak goreng, khususnya Minyakkita yang di produksi oleh pemerintah. Maka wajar ini menjadi sentimen positif bagi harga CPO di tengah potensi terbatasnya persediaan CPO global.

Kendati demikian, pelaku pasar tetap harus memasang mode hati-hati dan wait and see terkait rencana penghentian ekspor Malaysia ke Uni Eropa serta rilis berbagai data indikator pasar seperti data ekspor periode awal termasuk juga stok CPO dari Dewan Sawit Malaysia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]