Jakarta, CNBC Indonesia – Investasi ada banyak jenisnya, salah satu investasi yang banyak digandrungi adalah investasi saham. Investasi saham bisa jadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan nilai uang yang dimiliki.
Namun memang, investasi saham termasuk dalam invetasi yang ‘high risk, high return‘ yang artinya jika ingin mendapatkan untung yang banyak, harus berani mengambil risiko besar.
Kendati begitu, ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang masih positif ditambah tren pasar yang mendukung tak menutup kemungkinan menjadi pemicu banyak investor masuk dengan harapan memberikan hasil berkali-kali lipat.
Seperti salah satu saham di bursa Amerika Serikat (AS) yang berhasil mencetak keuntungan hingga ribuan persen ada NVIDIA Corp dengan kenaikan harga saham selama 10 tahun atau sejak 2014 mencapai 56.889% menjadi US$ 467,29 per lembar hingga perdagangan yang berakhir Juli 2023.
Gampangnya, jika kita menaruh uang kita di saham NVIDIA sejak 2014 sebesar Rp10 juta, maka sekarang kita sudah bisa mendapatkan keuntungan Rp1,5 miliar. Pertumbuhan yang fantastis tersebut tentu bukan tanpa sebab.
Dalam 10 tahun berdiri, NVIDIA menempati peringkat ke-enam sebagai perusahaan terbesar di dunia. Terbaru, perusahaan juga mengembangkan inovasi berbasis AI (Artificial Intelligence). Hal ini mengikuti tren AI yang sedang hype saat ini, sehingga ekspektasi pertumbuhan NVIDIA terus berlanjut.
Analis Mizuho, Vijay Rakesh juga optimis dengan perkembangan NVIDIA, menurutnya harga saham perusahaan prosesor tersebut masih bisa menguat 20% ke posisi US$ 530 per lembar selama NVIDIA mempertahankan posisi dominan-nya di industri chip AI.
Pada periode kuartal pertama tahun ini, kinerja keuangan NVIDIA melampaui perkirakan Wall Street dengan pendapatan sebesar US$ 7,2 miliar. Berkat profitabilitas yang meningkat dan harga saham melesat, pemilik NVIDIA Jensen Huang berhasil masuk daftar orang terkaya di dunia di urutan 32, dengan kekayaan bersih mencapai US$ 40 miliar.
Kendati demikian, harga saham yang sudah naik signifikan juga perlu kita perhatian valuasinya, mengingat ketika harga naik akan disertai kenaikan valuasi yang membuatnya seakan mahal.
Oleh karena itu, sebagai investor kita perlu menilai lebih jauh kinerja bisnisnya agar mampu menghasilkan profitabilitas tetap solid, sehingga kenaikan valuasi tidak akan menjadi bubble kedepannya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tips Cerdas Trading Saham Saat ARB Simetris Diberlakukan
(Firda Dwi/hsy)
Sumber: www.cnbcindonesia.com