Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah kembali menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (8/8/2023) setelah penurunan 1% pada perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah WTI dibuka melesat 0,72% di posisi US$82,53 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka naik 0,53% ke posisi US$85,79 per barel.
Pada perdagangan Senin (7/8/2023), minyak WTI di tutup melemah 1,06% ke posisi US$81,94 per barel, begitu juga minyak brent turun 1,04% ke posisi US$85,34 per barel.
Harga minyak kembali naik pada awal perdagangan Selasa karena kekhawatiran pasokan yang timbul dari pengurangan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia.
Kedua kontrak minyak dunia telah berakhir sekitar 1% lebih rendah pada perdagangan sebelumnya karena investor bersiap untuk permintaan yang lebih lemah dari dua ekonomi terbesar dunia, China dan Amerika Serikat.
“Reli minyak mentah mengambil nafas saja, mendekati resisten secara teknikal, tapi pemotongan produksi Saudi dan Rusia tetap menjadi faktor bullish untuk pasar minyak,” ucap analis CMC Markets Tina Teng kepada Reuters.
Arab Saudi, pengekspor utama dunia, mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar satu juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk bulan September. Hal tersebut dapat memperpanjang pemotongan melampaui bulan tersebut atau melakukan pemotongan produksi yang lebih dalam setelah September.
Rusia juga mengatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.
“Tidak heran melihat Arab Saudi mematuhi janjinya untuk mengurangi produksi mengingat peran kepemimpinannya di OPEC+,” ucap Vivek Dhar, ahli strategi komoditas pertambangan dan energi di Commonwealth Bank of Australia.
“Keputusan Arab Saudi untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga September meskipun Brent berjangka naik di atas US$80 per barel menunjukkan bahwa kerajaan Arab mungkin menargetkan harga yang lebih tinggi dari US$80 per barel,” tambahnya.
Adapun panel menteri OPEC+ yang bertemu pada hari Jumat tidak membuat perubahan pada kebijakan produksi minyak grup saat ini setelah keputusan Arab Saudi untuk memperpanjang pemotongan produksi sukarela hingga September memicu reli harga minyak.
OPEC+ telah menyetujui kesepakatan untuk membatasi pasokan hingga 2024 pada pertemuan kebijakan terakhirnya di bulan Juni. Hal itu akan mempertahankan pengurangan produksi minyak sebesar 3,66 juta barel per hari untuk tahun 2023, dan memperpanjang serta memperdalam pemotongan dari Januari 2024 dengan tambahan 1,4 juta barel per hari.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok Gara-gara Ulah Libya
(saw/saw)
Sumber: www.cnbcindonesia.com