Minim Sentimen, Waspada IHSG Turun Lebih Dalam di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak volatil dan ditutup turun tipis 0,09% ke 6.888.21 pada sesi I, Selasa (21/2/2023).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi IHSG lagi-lagi sepi, hanya sebesar Rp4,10 triliun dengan volume perdagangan 11,26 miliar saham.

Read More

Sebanyak 255 saham turun, 231 naik, 226 stagnan.

Sejumlah big cap menjadi pemberat IHSG, seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang turun 0,97%. BMRI berkontribusi terhadap penurunan IHSG dengan indeks poin -4,74.

Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masing-masing menyumbang indeks poin 3,70% dan 1,90%.

Pasar saham Indonesia masih diwarnai ketidakpastian, terutama yang berasal dari luar negeri. AS baru saja merilis data manufaktur yang menunjukkan kinerja industri yang membaik, serta angka pengangguran yang menurun.

Namun, kabar baik ini justru membuat para investor gelisah karena dianggap akan memicu kenaikan suku bunga guna menekan inflasi. Goldman Sachs dan Bank of America memprediksi bahwa suku bunga masih akan naik tiga kali lagi pada Maret, Mei, dan Juni.

Jika prediksi ini benar, maka indeks Wall Street bisa terguncang dan menyebabkan penurunan hingga 6% pada Maret. Hal ini juga berdampak pada indeks pasar ekuitas di Indonesia, karena indeks AS adalah acuan dunia.

Dari dalam negeri, Indonesia mencatat surplus neraca pembayaran besar, namun investor tidak tertarik karena sebagian besar valuta asing masih di luar negeri. Bank Indonesia melaporkan bahwa surplus transaksi berjalan pada tahun 2022 naik signifikan mencapai 13,2 miliar dolar AS.

Transaksi berjalan pada triwulan IV mencatat surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS, namun capaian surplus triwulan sebelumnya sedikit melambat. Seluruhnya, neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2022 mencatat surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS.

Analisis Teknikal


Foto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indicator Bollinger Band (BB) untuk mencari resistance dan support terdekat.

Indeks saat ini bergerak mendekati pita tengah BB yang menjadi support terdekat, di angka 6.888, dan membentuk pola gravetone doji yang menandakan pembalikan (reversal) arah.

Sedangkan support selanjutnya berupa pita bawah BB di level 6.870.

Sementara, resistance terdekat IHSG ada di level psikologis 6.900 dan batas atas BB di angka 6.906.

IHSG saat ini masih berada di fase sideways atau pola rectangle. Sejauh pola tersebut tidak koyak (misalnya, IHSG tiba-tiba anjlok ke level 6.700), IHSG masih di jalur konsolidasi usai mendaki tangga penguatan sejak 12 Januari 2023.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yaituRelative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI ditutup turun ke 48,77.

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 berada di atas MA 26 dengan kecenderungan menyempit.

Melihat data di atas, pada perdagangan sesi II nanti, IHSG masih akan bergerak mixed dan berpeluang menguji resistance terdekat 6.900. Sedangkan, support terdekat di 6.870 dan 6.863.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sukses Ngeprank Investor, IHSG Berpotensi Longsor di Sesi 2

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts