Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa industri asuransi masih diminati oleh asing. Meski demikian, terdapat beberapa hal yang menghambat minat asing untuk masuk reasuransi.
Hal ini senada dengan komentar Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan di kesempatan terpisah. Ia membeberkan bahwa industri reasuransi sedang mengalami ‘hardening market’ alias kondisi ketika industri asuransi dan reasuransi global mencatatkan kenaikan klaim signifikan sehingga mempengaruhi profitabilitas.
Selain itu, Budi mengatakan bahwa industri reasuransi tengah kesulitan untuk menciptakan kapasitasnya. Dengan demikian, investor asing banyak yang enggan masuk ke reasuransi Indonesia.
“Kemarin disinggung juga tidak ada investor asing yang mau menanamkan modalnya di sektor reasuransi,” kata Budi kepada wartawan di Pusat Pengembangan SDM Asuransi, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).
Mengenai hal ini, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengklaim bahwa minat investor asing terhadap reasuransi sebenarnya ada. Namun terkendala oleh keinginan mereka yang mau mengakuisisi penuh.
“Untuk perusahaan reasuransi terdapat minat dari investor asing akan tetapi investor asing tersebut kendala terkait kepemilikan sampai dengan 100%,” ujar Ogi dalam jawaban tertulis RDK OJK, Senin, (7/8/2023).
Asuransi Masih Diminati
Meski minat investor asing terhadap reasuransi masih mengalami kendala, jumlah penanam modal yang membidik asuransi Indonesia justru dinilai tinggi.
“Hal tersebut terlihat dari 2 perusahaan asuransi yang dibeli oleh asing pada tahun 2022,” ungkap Ogi.
Ogi menilai, perusahaan asuransi yang dilirik oleh investor asing pada umumnya memiliki potensi bisnis yang memadai, memiliki pasar captive besar serta memiliki manajemen risiko dan tata kelola cukup memadai.
Bila menilik ke belakang, salah satu pemain asuransi yang tahun lalu dicaplok asing adalah PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA).
Perusahaan Singapura Aseana Insurance Pte Ltd resmi menjadi pengendali baru emiten asuransi umum PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) dengan menggelontorkan dana senilai US$ 59,5 juta.
Aseana mengambil alih saham milik MAPFRE Internacional SA sebanyak 386.924.893 saham pada 31 Agustus 2022. Itu sama saja dengan 62,33% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh ABDA.
Sementara baru-baru ini, Perusahaan Asuransi terbesar kedua di Korea Hanwha Life, resmi mencaplok saham PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI). Aksi ini membuat Hanwha menjadi pemegang saham pengendali LPGI dengan porsi sebesar 62,59%.
Lippo Insurance diketahui memiliki total aset sebesar Rp2,93 triliun pada tahun 2022. Perusahaan asuransi umum yang didirikan pada tahun 1963 ini sebelumnya dimiliki oleh PT Inti Anugerah Pratama (PT IAP) dan PT Star Pacific Tbk (LPLI).
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Demo Nasabah AJB Bumiputera Tolak Pemotongan Nilai Manfaat
(mkh/mkh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com