Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cukup volatile pada perdagangan sesi I Jumat (13/1/2023).
IHSG dibuka di 6.629,93 dan sempat melesat ke 6.658,48. Posisi terendah IHSG ada di 6.600,59. Mayoritas saham masih tertekan dan menyeret IHSG ke zona merah.
Statistik perdagangan mencatat ada 293 saham yang menurun, 227 saham menguat dan 177 saham stagnan. Nilai transaksi di sesi I mencapai Rp 5,68 triliun.
Pergerakan IHSG sejalan dengan indeks Nikkei yang drop 1%. Sementara indeks Hang Seng, Shang Hai Composite dan Straits Times masih berada di zona hijau.
Kinerja IHSG malah berbanding terbalik dengan bursa Wall Street yang semalam menguat akibat inflasi yang terus melandai.
Setelah melemah di sesi I perdagangan, bagaimana prospek IHSG di sesi II?
Analisis Teknikal
Foto: Teknikal
Jakarta
|
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak mendekati batas bawah BB terdekat di 6.611.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI cenderung stabil di 43,98.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MA 12 berada di atas garis MA 26.
Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, waspadai jika IHSG jatuh ke bawah 6.611.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Baru!
(trp/trp)
Sumber: www.cnbcindonesia.com