Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara naik tipis pada perdagangan hari pertama pekan ini. Pada Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Senin (17/4/2023), harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 183 per ton. Harganya naik tipis 1,1%.
Penguatan kemarin memutus tren negatif harga batu bara yang ambruk pada tiga perdagangan hari sebelumnya.
Kenaikan harga batu bara terutama disuntik sentimen positif dari China serta meningkatnya permintaan untuk musim panas dari sejumlah negara.
Faktor libur panjang Lebaran di Indonesia juga ikut mendongkrak harga.
Aktivitas manufaktur China diharapkan sudah mulai menggeliat. Kondisi ini diharapkan ikut mendongrak permintaan batu bara.
Kantor Kepabeanan China melaporkan impor batu bara China pada kuartal I-2023 mencapai 101,8 juta, melonjak 96% dibandingkan periode yang sama.
Selama Maret saja, impor batu bara China menembus 41,17 juta ton, melesat 151%. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak Januari 2020 atau pra-pandemi.
Lonjakan impor disebabkan oleh meningkatnya permintaan, terutama ke Australia. Setelah embargo impor dibuka, pengusaha Tiongkok ramai-ramai membeli batu bara dari Australia.
Pembukaan perbatasan serta pelonggaran kebijakan Covid-19 juga membuat permintaan naik.
Aktivitas industri baja juga sudah mulai menggeliat. Pengiriman bijih baja pada Maret melonjak 14% menjadi 94,17 juta ton.
“Pembeli batu bara thermal di Asia diperkirakan akan meningkatkan pemesanan menjelang musim panas pada beberapa hari ke depan,” tulis S&P dalam reportnya Market Movers Asia.
India merupakan salah satu negara yang akan segera menghadapi musim panas dalam waktu dekat.
India sudah mengimpor besar-besaran batu bara pada Februari 2023. India sudah mengimpor batu bara sebanyak 2,2 juta ton atau naik 25% (month to month/mtm) pada Februari.
S&P juga menjelaskan pembeli Asia akan memborong batu bara dari Indonesia untuk mengantisipasi libur panjang lebaran.
“Produksi batu bara Indonesia mungkin turun jauh pada pertengahan April karena menjelang berakhirnya Ramadan,” tulis S&P.
Libur Lebaran Indonesia akan berlangsung pada 19-25 April 2023.
Selain terbatasnya aktivitas pertambangan, libur panjang juga akan mempengaruhi transaksi serta bongkar muat di pelabuhan.
Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara thermal di dunia sehingga perkembangan produksi di Tanah Air akan mempengaruhi harga batu bara dunia.
Data MODI Kementerian ESDM menunjukkan produksi batu bara mencapai 196,3 juta ton hingga 17 April 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Sebagian Eropa Kedinginan, Harga Batu Bara Melonjak 10%
(mae/mae)
Sumber: www.cnbcindonesia.com