gep-indonesia.org

Lagi, Kurs Dolar Singapura Cetak Rekor Termahal Dalam Sejarah

Jakarta, CNBC Indonesia – Dolar Singapura perkasa di tahun ini, melawan rupiah nilainya bahkan kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis (29/12/2022). Langkah otoritas moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang cukup agresif mengetatkan kebijakannya menjadi salah satu pemicu perkasanya dolar Singapura.

Melansir data Refintiv, dolar Singapura pagi ini menyentuh Rp 11.688/SG$, yang menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Posisi tersebut melewat rekor sebelumnya di Rp 11.672/SG$ yang dicapai Rabu kemarin.

Sepanjang tahun ini, dolar Singapura tercatat menguat lebih dari 10%.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

MAS mulai mengetatkan kebijakan moneter sejak Oktober 2021, hingga saat ini total sudah dilakukan sebanyak 5 kali.

Terakhir pada Oktober 2022 MAS mengubah titik tengah (centre) Singapore dollar nominal effective exchange rate (S$NEER). Sementara untuk slope dan width tidak dirubah.

Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER, yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).

Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak di umbar kepada publik.

Dengan mengetatkan kebijakan tersebut, MAS membiarkan nilai tukar dolar Singapura untuk lebih menguat lagi.

Beberapa analis bahkan memprediksi ke depannya dolar Singapura masih akan menguat lagi.

Divya Davesh, Asia FX Strategist Standard Chartered Bank, memprediksi MAS mungkin tidak lagi mengetatkan kebijakannya di tahun depan, tetapi tidak juga akan dilonggarkan. Sebab Inflasi masih akan tinggi.

Kondisi tersebut membuat dolar Singapura masih akan unggul di regional. Apalagi, dolar Singapura diperkirakan akan banyak menarik carry trade, strategi transaksi di pasar valuta asing dengan meminjam di negara dengan bunga rendah, dan menginvestasikannya di negara dengan bunga yang lebih tinggi.

“Kami memperkirakan dolar Singapura masih akan unggul di regional, didukung oleh daya tariknya sebagai carry trade,” kata Divya, sebagaimana dilansir The Daily Stars, Selasa (27/12/2022)

Menariknya carry trade di Singapura juga menjadi salah satu yang membuat rupiah menderita.

Bank Indonesia sebenarnya juga sudah menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali, tetapi belum mampu mendongkrak kinerja rupiah. Tirisnya pasokan valuta asing (valas) khususnya dolar AS di dalam negeri menjadi tekanan bagi rupiah. Padahal neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus 31 bulan beruntun.

Ditengarai para eksportir menempatkan dolar AS mereka di Singapura. Sebabnya, suku bunga deposito valas di Singapura lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Data Bahana Sekuritas menunjukkan bunga deposito denominasi dolar AS di bank-bank Singapura kini jauh lebih tinggi dibandingkan bank dalam negeri.

Kondisi ini merupakan anomali dan hampir tidak pernah terjadi pada 12 tahun terakhir. Pengecualian terjadi pada 2018 di mana pada tahun tersebut The Fed mengumumkan kebijakan moneter ketatnya.

Dalam kondisi normal, bunga deposito simpanan dolar AS di bank Indonesia akan lebih tinggi 2% dibandingkan bunga di bank Singapura.Kondisi ini berbanding terbalik dengan yang terjadi saat ini.

Sejak awal 2022, bank-bank Singapura dengan cepat menaikkan bunga simpanan mereka sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan di Singapura dan di AS.

Deposito dolar AS UOB untuk tenor 1 bulan, misalnya, naik dari kisaran 0% pada Januari 2022 meloncat ke 4,4%. Sementara itu, bunga penjaminan valas LPS bergerak dari 0,25% pada Januari 2022 menjadi 1,75%.

Ketika valas di Indonesia pindah ke Negeri Merlion, maka rupiah menjadi tertekan dan sebaliknya dolar Singapura menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Cetak Rekor Lalu Longsor, Cek Kurs Dolar Singapura Hari Ini

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version