Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam rangka mendukung target pemerintah net zero emission 2060, emiten perbankan mulai menerapkan sustainable banking atau perbankan berkelanjutan. Salah satunya dilakukan dengan mulai berkomitmen untuk mengurangi pembiayaan ke sektor non ramah lingkungan seperti batubara atau energi fosil.
Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam laporan-nya yang berjudul “Indonesia Sustainable Finance Outlook 2023” mengungkapkan hingga kini baru tercatat dua bank besar RI yang mengumumkan mulai membatasi alokasi kredit ke sektor pertambangan.
Di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) atau BRI yang sejak Mei tahun lalu menjadi salah satu yang telah menghentikan pembiayaan ke bahan bakar fosil. Berdasarkan laporan keuangan tiga bulan pertama 2023, porsi pembiayaan sektor tambang sebesar Rp 13,51 triliun, hanya setara 1,30% dari total portofolio kredit sebesar Rp 1.302 triliun.
Sementara itu, per kuartal I-2023, kredit environmental, social, and corporate governance (ESG) tercatat mencapai Rp 710,9 triliun atau mengambil porsi 66,7% dari total penyaluran kredit BRI. Angka ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 639,8 triliun atau 65,6% dari total penyaluran kredit BRI.
“Hal ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit ESG terbesar di Indonesia,” ujar Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/8/2023).
Di samping itu, bank juga berkomitmen tetap mempertahankan porsi sektor batubara di bawah 3% sesuai dengan perjanjian dari total portofolio kredit. Hal itu dibarengi dengan porsi kredit ESG yang secara bertahap ditingkatkan.
“Secara gradual, BRI akan terus memperbesar porsi kredit berbasis ESG,” kata Hendy.
Ia menjabarkan kredit berbasis ESG yang disalurkan BRI tidak hanya kepada segmen UMKM. Sub sektor yang mendominasi penyaluran kredit ESG BRI diantaranya energi baru terbarukan (EBT), transportasi ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam hayati & penggunaan lahan yang berkelanjutan secara lingkungan.
“Perseroan akan terus melakukan mapping terhadap portofolio usaha berkelanjutan dan memberikan kredit kepada sektor usaha yang ramah lingkungan hidup. Selanjutnya, perseroan juga akan terus menjalankan kegiatan operasional dengan efisien dan ramah lingkungan,” jelas Hendy.
Lebih lanjut, ia menjelaskan BRI sebagai first mover berkomitmen untuk menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan tidak hanya untuk memenuhi regulasi (beyond compliance). Komitmen tersebut tertuang dalam Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan BRI yang antara lain dengan melakukan pendanaan berbasis green funding, melalui kerjasama dengan merchant untuk produk yang ramah lingkungan, dan meningkatkan perhatian investor atas implementasi keuangan berkelanjutan.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Optimis Hadapi 2023, BRI Makin Gencar Ekspansi
(ayh/ayh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com