Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menegaskan bahwa kondisi likuiditas perseroan lebih dari cukup untuk menghadapi tantangan industri perbankan di tengah tantangan global.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, dengan pertumbuhan bisnis dan profitabilitas yang kuat tersebut, BRI mampu menjaga rasio keuangan pada level yang baik. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada pada level 84,94%.
“Kondisi likuiditas masih sangat memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (27/4).
Sunarso melanjutkan, selain itu prseroan juga mampu menjaga kondisi permodalan yang kuat dengan CAR mencapai 24,98% berada di atas minimum ketentuan regulator yang sebesar 17,5%. Angka tersebut setelah memperhitungkan implementasi Basel 3 dan risk appetite perusahaan sebesar 19%.
“Dengan rasio kecukupan modal yang sangat memadai tersebut, BRI mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi dalam pengelolaan bank, baik risiko pasar, risiko kredit maupun risiko operasional serta mendukung pertumbuhan bisnis ke depan secara jangka panjang,” jelasnya.
Sunarso menambahkan, perlambatan dan gejolak ekonomi global di tahun 2023 tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik dengan potensi resesi sebesar 2% di 2023. Keyakinan itu berdasarkan prediksi dari BRI dengan menggunakan metode Markov Switching Dynamic Model (MSDM).
Metode ini, kata Sunarso, memperkuat evaluasi dan analisa Bloomberg sebelumnya, serta telah terbukti secara akurat pada kasus terdahulu seperti memproyeksi resesi di Indonesia pada ASEAN Financial Crisis tahun 1998 dan saat pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
“Oleh karena itu, kami pun optimis Indonesia akan mampu bertahan dari ancaman risiko resesi, sehingga prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI juga akan lebih baik di tahun 2023, dengan kredit BRI kami proyeksikan mampu tumbuh di level 10-12% dan didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM khususnya Mikro dan Ultra Mikro,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Bos BRI Ungkap Alasan Buyback Saham Rp 1,5 T
(rob/ayh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com