gep-indonesia.org

Kinerja Perusahaan Mengecewakan, Wall Street Terbakar

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak melemah pada sesi awal pembukaan perdagangan Rabu (25/1/2023).

Indeks Dow Jones melemah 0,88% ke 33.435,91. Sementara indeks Nasdaq ambruk 1,8% ke 11.130,72 dan indeks S&P 500 turun 1,2% ke 3.969,05

Ambruknya saham Wall Street pada pembukaan hari ini melanjutkan tren negatif pada hari sebelumnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada perdagangan Selasa (24/1/2023), Indeks S&P 500 melemah 0,07% ke 4.016,95 sementara Nasdaq turun 0,27% ke posisi 11.334,27. Namun, Indeks Dow Jones masih menguat 0,31% ke posisi 33.733,96.

Pergerakan bursa Wall Street masih dipengaruhi oleh laporan keuangan perusahaan yang membukukan kinerja di bawah ekspektasi.

Perusahaan raksasa yang telah merilis laporan keuangan pada hari ini adalah Boeing, AT&T Inc, Capital One, Intuitive Surgical, dan perusahaan keamanan aplikasi F5.

Dari lima perusahaan, hanya AT&T yang mampu membukukan pendapatan di atas ekspektasi analis.

Boeing melaporkan jika pendapatan mereka mencapai US$ 19,98 miliar pada kuartal IV-2022. Pendapatan tersebut lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yakni US$ 20 miliar.
Pada kuartal IV, perusahaan masih mencatat net loss sebesar US$ 663 juta.

Sebaliknya, AT&T mencatatkan pendapatan dari operasional mereka sebesar US$ 31,34 miliar pada kuartal IV-2022, sejalan dengan ekspektasi analis.

Analis memperkirakan kinerja keuangan perusahaan indeks S&P akan melandai 2,9% dibandingkan kuartal sebelumnya. Pendapatan juga diperkirakan akan lebih rendah 1,6% dibandingkan forecast pada 1 Januari 2023.

Chief investment officer dari NovaPoint, Joseph Sroka, menjelaskan selain laporan keuangan, pergerakan bursa AS juga masih dipengaruhi oleh ekspektasi pasar mengenai kebijakan suku bunga.

Bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Januari-1 Februari mendatang.

“Laporan keuangan belum membawa pasar kondisi bear atau bull. Namun, kami mengakui ada kegelisahan di antara investor, terutama mengenai kapan The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga,” tutur Sroka, dikutip dari Reuters.

Indikator perekonomian masih menunjukkan data yang saling bertolak belakang. Inflasi AS melandai pada Desember 2022 menjadi 6,5% (yoy).  Namun, data lain seperti tenaga kerja menunjukkan ekonomi AS masih panas dan melaju kencang. 

Rabu malam (25/1/2023), AS merilis data penjualan rumah.  Data asosiasi bank pemberi kredit perumahan (MBA) menunjukkan penjualan rumah di AS melonjak 7% pada pekan 16-20 Januari 2023.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kekuatan Oktober sebagai “Bear Killer” Pudar, IHSG Aman?


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version