Jakarta, CNBC Indonesia – PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) tengah melakukan Intial Public Offering (IPO) dan akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Agustus 2023 mendatang. Hari ini Perseroan telah menentukan harga penawaran umum perdananya yang berada di batas bawah di Rp 100 per lembar saham.
Penawaran awal berada di harga Rp100 hingga Rp105 per lembar saham, yang telah dilakukan pada 20 Juli hingga 24 Juli 2023. Penawaran umum dilaksanakan pada hari ini 1 Agustus hingga 3 Agustus 2023. Sedangkan penjatahan saham akan dilakukan pada 3 Agustus 2023 dan pendistribusian saham pada 4 Agustus 2023.
Sebanyak 5,7 juta lot saham telah ditawarkan ke masyarakat. Dengan begitu, dana IPO yang diraih berkisar Rp57 miliar hingga Rp59,8 miliar. Market cap setara dengan Rp394,8 miliar hingga Rp414,5 miliar.
Sebagai pemanis akan ada gratis waran dengan rasio waran 2:1, yang dimana setiap pembelian dua saham perdana FOLK akan mendapatkan gratis satu waran.
Sayangnya, Perseroan masih membukukan kerugian pada laporan keuangan yang berakhir 31 Maret 2023. Turunnya pendapatan hingga tingginya beban-beban usaha karena kurangnya efisiensi biaya yang dilakukan oleh Perseroan membuat Perseroan harus membukukan kerugian.
Per 31 Maret 2023, Perseroan membukukan kerugian berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,7 miliar. Sedangkan rugi tahun berjalan sebesar Rp378,4 juta. Kerugian terjadi salah satunya didorong dari penurunan pendapatan per 31 Maret 2023 menjadi Rp7,5 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,9 miliar.
Selain dari penurunan pendapatan, tampak hasil laba usaha Perseroan berada di angka negatif Rp514,9 juta per 31 Maret 2023, hal ini menandakan terjadi kenaikan beban-beban usaha Perseroan yang mendorong kerugian.
Per 31 Maret 2023 beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp1 miliar, angka ini turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,48 miliar. Namun untuk beban umum dan administrasi justru naik per 31 Maret 2023 menjadi Rp4,2 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,6 miliar.
Efisiensi pada beban-beban belum dilakukan dengan baik oleh Perseroan sehingga tingginya beban-beban masih menggerus laba hingga menyebabkan kerugian.
Perseroan bergerak di perusahaan holding multi-sektor di sektor omnichannel retail dan new age media untuk membangun ekonomi kreatif melalui media, brand, dan intelektual property dengan misi untuk membangun ekosistem yang scalable dan sustainable dengan berkolaborasi aktif dengan para disruptors. Target pelanggannya yang terdiri dari generasi milenial dan gen Z.
Dan penggunaan dana IPO FOLK dominan akan disalurkan kepada entitas anak usahanya.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
(saw/saw)
Sumber: www.cnbcindonesia.com