Khawatir Binance Bernasib Sama Seperti FTX, Bitcoin cs Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar kripto terpantau ambles pada perdagangan Sabtu (17/12/2022), di tengah kabar adanya penarikan dana besar-besaran (bank run) di bursa kripto terbesar Binance.

Read More

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 16:00 WIB, Bitcoin ambles 3,02% ke posisi harga US$ 16.754,6/koin atau setara dengan Rp 261.287.987/koin (asumsi kurs Rp 15.595/US$). Sedangkan untuk Ethereum ambruk 5,63% ke posisi US$ 1.182,9/koin atau Rp 18.447.326/koin.

Dalam sepekan terakhir, Bitcoin ambrol 2,34% dan Ethereum anjlok 6,49%.

Berikut pergerakan 7 kripto utama non-stablecoin:









Cryptocurrency Dalam Dolar AS Dalam Rupiah Perubahan Harian (%) Perubahan 7 Hari (%) Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar)
Bitcoin (BTC) 16.754,60 261.287.987 -3,02% -2,34% 322,29
Ethereum (ETH) 1.182,90 18.447.326 -5,63% -6,49% 144,76
BNB 236,32 3.685.410 -8,85% -17,85% 37,80
XRP 0,3553 5.541 -5,63% -8,40% 17,89
Dogecoin (DOGE) 0,07778 1.213 -8,53% -19,44% 10,32
Cardano (ADA) 0,2656 4.142 -9,57% -14,91% 9,16
Polygon (MATIC) 0,8101 12.634 -7,51% -10,49% 7,08

Sumber: CoinMarketCap

Bitcoin dalam setidaknya sebulan terakhir masih cenderung sideways dan bertahan di kisaran harga US$ 16.000, di tengah masih lesunya pasar kripto.

Koreksi kripto kembali terjadi setelah adanya kabar bahwa Mazars, perusahaan laporan bukti cadangan Binance, menangguhkan pekerjaan untuk klien pertukaran kripto dan pasar global memperdagangkan penghindaran risiko.

Mazars menghentikan situs web veritas.mazars.com yang didedikasikan untuk audit kripto dalam suatu langkah yang mungkin menyoroti ketidaknyamanan yang ada di antara institusi tradisional untuk dikaitkan dengan proyek kripto.

Awal bulan ini, Mazars menerbitkan laporan proof-of-reserves Binance, yang menunjukkan cadangan Bitcoin itu bursa raksasa itu bisa dijamin.

Namun, laporan tersebut tidak memberikan perincian tentang kontrol internal dalam margin Binance dan produk pinjaman, sehingga menimbulkan keraguan tentang kesehatan bursa.

Binance melihat penarikan pelanggan bernilai beberapa ratus juta dolar karena investor berebut untuk mengambil hak asuh langsung atas koin mereka.

Hal ini membuat investor melakukan penarikan besar-besaran di native token Binance yakni BNB, sehingga harganya pun ambles hingga lebih dari 8%. Bahkan dalam sepekan terakhir saja, BNB sudah ambruk hingga 17,85%.

BNB pertama kali dicetak pada 2017, merupakan mata uang kripto paling berharga kelima di dunia, dengan kapitalisasi pasar saat ini sekitar USD$ 38 miliar, menurut CoinMarketCap.

Seperti layaknya semua proyek dan perusahaan kripto besar, Binance mengembangkan mata uangnya sendiri.

Di situs webnya, perusahaan mengatakan orang dapat “menggunakan BNB untuk membayar barang dan jasa, menyelesaikan biaya transaksi di Binance Smart Chain, berpartisipasi dalam penjualan token eksklusif dan banyak lagi.

Masalah terbaru yang membayangi Binance adalah penarikan besar-besaran yang terjadi pada pertukaran kripto Binance beberapa hari lalu.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC “Squawk Box”, CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) menepis kekhawatiran perusahaannya ketika terjadi penarikan besar-besaran dari pertukaran kriptonya.

“Kami secara finansial baik-baik saja,” kata Zhao, setelah perusahaan dapat menangani permintaan penarikan sebesar USD 2,1 miliar, dikutip dari CNBC International, Sabtu (17/12/2022).

CZ menambahkan bahwa kondisi saat ini sudah lebih stabil dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Penarikan ini pun membuat khawatir investor karena takut industri kripto ini kolaps.

Namun, investor kripto menjadi skeptis terhadap komentar dari eksekutif puncak tentang kesehatan keuangan perusahaan kripto. Hal ini mengikatkan bahwa kejadian di Binance mirip dengan yang terjadi di FTX.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bitcoin Melemah, Eh Ethereum Melesat.. Punya Kamu yang Mana?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts