gep-indonesia.org

Jreng! Aksi Senyap Warren Buffet Tinggalkan Produsen Chip

Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan milik Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway mengumumkan penjualan sebagian besar kepemilikan saham di produsen chip Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC). Kondisi tersebut kemudian berdampak pada saham TSMC yang turun 4 persen pada Rabu.

Mengutip CNN Internasional, Berkshire Hathaway (BRKA) mengatakan memiliki sekitar 8,3 juta saham di TSMC senilai US$ 618 juta, setelah menjual 86% sahamnya. Adapun, pada November perusahaan tersebut memiliki sekitar 60 juta saham di TSMC senilai US$ 4,1 miliar.

Bulan lalu, perusahaan pembuat chip tersebut membukukan pendapatan triwulanan dan tahunan yang kuat. Namun, tidak memberikan proyeksi yang cukup jelas tentang prospek tahun ini di tengah penurunan permintaan elektronik global karena kenaikan inflasi.

Karena rekor pendapatan TSMC pada 2022, dewan pada hari Selasa menyetujui distribusi $121 miliar Dolar Taiwan Baru ($4 miliar) dalam bentuk bonus terkait kinerja dan pembagian keuntungan kepada karyawan yang berbasis di Taiwan.

Dengan hampir 65.000 karyawan yang bekerja di pulau itu pada akhir tahun lalu, maka rata-rata per karyawan akan mendapatkan $62.000 jika didistribusikan secara merata.

Ekspansi global

Dewan juga menyetujui rencana untuk menyuntikkan hingga $3,5 miliar ke anak perusahaan perusahaan di Arizona, yang akan menjadi bagian dari investasi yang diumumkan sebelumnya sebesar $40 miliar di Amerika Serikat. TSMC mengumumkan tahun lalu bahwa mereka sedang membangun pabrik semikonduktor kedua di Phoenix dan meningkatkan investasinya di sana.

Pembuat chip terpenting di dunia, yang sangat dicari oleh pemerintah secara global, sedang mempertimbangkan untuk membuka pabrik pertamanya di Eropa dan yang kedua di Jepang. Ekspansi global TSMC terjadi ketika ketegangan politik meningkat antara Washington dan Beijing.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menunda perjalanan yang direncanakan ke China sebagai tanggapan atas terbangnya balon mata-mata China yang dicurigai di atas Amerika Serikat.

Pada bulan Oktober, pemerintahan Presiden Joe Biden memberlakukan pembatasan baru yang dirancang untuk membatasi akses China ke teknologi yang penting bagi kekuatan militernya yang terus berkembang.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bukti Ekonomi Bakal Gelap, Warren Buffett Rugi Rp 457 T!

(RCI/dhf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version