Jokowi Ingatkan Menteri: Hati-hati Krisis Keuangan!

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan seluruh pimpinan Kementerian dan Lembaga dalam sidang kabinet paripurna, Selasa (6/12/2022). Jokowi mengingatkan agar semua hati-hati soal krisis keuangan.

Read More

“Mengenai kondisi perekonomian tahun 2023. Sekali lagi, kita harus tetap hati-hati dan waspada yang berkaitan dengan krisis keuangan,” ungkap Jokowi dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden.

Gejolak pasar keuangan sebenarnya sudah terasa dalam beberapa waktu terakhir. Terlihat dari anjloknya nilai tukar rupiah dari level Rp 14.000/US$ menjadi Rp 15.700/US$. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga merosot ke bawah 7000.

Hal ini dikarenakan Amerika Serikat (AS) agresif menaikkan suku bunga acuan untuk meredam lonjakan inflasi akibat tingginya harga energi dan pangan.

Tidak cuma AS, sederet negara maju juga lainnya juga melakukan hal serupa. Eropa dan Inggris adalah dua di antaranya dengan tujuan yang sama.

Hal ini mendorong aliran modal keluar dari negara berkembang dan menekan nilai tukar masing-masing negara. Maka dari itu banyak negara berkembang dan miskin yang terpaksa menaikkan suku bunga acuan agar menahan investor kabur.

Lars Christian Moller, Macroeconomic, Trade and Investment Global Practice, East Asia and Pacific, World Bank sebelumnya mengungkapkan pengetatan moneter yang akan berjalan dalam jangka cukup lama.

“Pengetatan kebijakan moneter global yang diharapkan saat ini mungkin tidak cukup untuk mendorong inflasi turun ke tingkat pra-pandemi selama dua tahun ke depan,” ungkap dalam acara Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Badung, Bali, Selasa (6/12/2022)

“Ada kemungkinan tiba-tiba kenaikan suku bunga acuan lebih signifikan dari perkiraan awal,” tegasnya.

Situasi itu juga akan mendorong perekonomian AS dan kawan-kawan menuju resesi kembali pada 2023. Dampaknya ekonomi dunia juga diperkirakan ikut terseret dalam zona mengerikan tersebut. “Ini akan memiliki konsekuensi yang parah untuk proyeksi pertumbuhan jangka panjang mereka sudah terpukul keras oleh kontraksi ekonomi tahun 2020,” papar Christian.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ancaman Ekonomi Gelap 2023, Sektor Mana Yang Paling Cuan?

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts