gep-indonesia.org

Jelang Tahun Baru, Bursa Asia Dibuka Merana! IHSG Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Asia-Pasifik dibuka terkoreksi pada perdagangan Kamis (29/12/2022), karena investor khawatir dengan kondisi pasar global tahun depan.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka merosot 1,01%, Hang Seng Hong Kong ambrol 1,33%, Shanghai Composite China melemah 0,35%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,37%, ASX 200 Australia ambles 1,02%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,65%.

Pada hari ini merupakan perdagangan terakhir di tahun 2022 bagi beberapa bursa di Asia-Pasifik, sebelum tahun baru 2023.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Bursa Asia-Pasifik cenderung kembali mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang kembali ditutup ambles pada Rabu kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,1%, S&P 500 ambrol 1,21%, dan Nasdaq Composite ambruk 1,35%.

Investor saham di Wall Street dan global tampak mulai merelakan kinerja saham yang buruk di sepanjang tahun 2022 dan lebih fokus pada 2023. Mereka pun mulai melupakan harapan adanya fenomena ‘Santa Claus Rally’ pada tahun ini.

Untuk diketahui, ‘Santa Claus Rally’ merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada 5 perdagangan terakhir di bulan Desember hingga 2 hari perdagangan pertama di bulan Januari. Jadi seharusnya, ‘Santa Claus Rally’ terjadi pada pekan ini.

Namun, melihat pergerakan Wall Street di tahun 2022 yang tersisa 2 hari lagi dan sebelumnya masih terkoreksi, maka ‘Santa Claus Rally’ pun sepertinya tidak terjadi pada tahun ini.

Selain itu, investor akan mencari sinyal tentang perkembangan ekonomi dari data manufaktur versi Richmond Federal Reserve dan penjualan rumah yang tertunda pada Rabu pagi.

Pelaku pasar akan mencari angka yang dapat menandakan ekonomi sedang mendingin, yang mereka harap dapat menunjukkan kepada The Fed bahwa kenaikan suku bunga dapat terus diperlambat.

Dengan tiga hari perdagangan tersisa pada tahun 2022, pasar saham sudah bisa dipastikan bakal mencatatkan kinerja tahunan terburuk sejak 2008.

Indeks Nasdaq Composite yang menjadi cerminan saham-saham teknologi telah mencatatkan kinerja terburuk dari tiga indeks dengan kehilangan 33,8% nilai pasarnya tahun ini.

Hal tersebut terjadi karena investor cenderung melepas saham-saham growth di tengah meningkatnya kekhawatiran resesi.

Sementara itu indeks Dow Jones dan S&P 500 berada juga mencatatkan kinerja buruk dengan pelemahan masing-masing 8,5% dan 19,7% di tahun ini.

Meski ada kenaikan indeks saham pada 15 menit setelah lonceng pembukaan berbunyi, tetap saja apresiasinya tak bisa membalikkan nasib Wall Street yang terpuruk di tahun 2022.

Di lain sisi, kabar kurang menggembirakan juga datang setelah pemerintah AS mengatakan bahwa warga asing yang berasal dari China menggunakan pesawat akan diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes Covid-19.

Aturan tersebut mulai berlaku pada 5 Januari dan berlaku untuk semua pelancong yang berusia minimal dua tahun dari China, Hong Kong, dan Makau. Aturan tersebut berlaku terlepas dari kewarganegaraan atau status vaksinasi.

Setelah mencoba kebijakan nol Covid lebih lama dari negara-negara besar lainnya, China sekarang mengalami gelombang infeksi setelah membatalkan pembatasan kesehatan masyarakatnya dalam beberapa pekan terakhir.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sinyal Nggak Enak Buat IHSG Nih… Bursa Asia Loyo Lagi

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version