Jelang Bursa Karbon Besok, Saatnya Berburu Saham Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas saham emiten di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) terpantau bergairah pada perdagangan sesi I Senin (25/9/2023), di mana saham EBT melesat jelang peluncuran bursa karbon pada Selasa besok.

Read More

Ada enam saham yang bergerak di bidang EBT. Per pukul 10:38 WIB, kelima saham terpantau menguat dan satu saham cenderung stagnan.

Berikut pergerakan saham EBT pada perdagangan sesi I hari ini.










Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harian
Mutuagung Lestari MUTU 197 3,14%
Kencana Energi Lestari KEEN 1.070 2,88%
Pertamina Geothermal Energy PGEO 1.600 1,59%
Arkora Hydro ARKO 825 0,61%
Medco Energi Internasional MEDC 1.605 0,31%
Barito Pacific BRPT 1.485 0,00%

Sumber: RTI

Saham emiten validasi dan verifikasi gas rumah kaca yakni PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) memimpin penguatan saham EBT pada sesi I hari ini, yakni melonjak 3,14% ke posisi harga Rp 197/saham.

Untuk diketahui, saham MUTU merupakan emiten yang berperan sebagai lembagai validasi dan verifikasi gas rumah kaca (LVV GRK) yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak 2015 silam.

Selain MUTU, ada saham EBT Grup Pertamina yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), yang melesat 1,59% menjadi Rp 1.600/saham.

Sebelumnya, bursa karbon akan diluncurkan secara resmi pada tanggal 26 September 2023. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun telah resmi ditunjuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi penyelenggara bursa karbon.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, saat ini BEI sedang melakukan proses finalisasi aturan bursa karbon tersebut. Sesuai Peraturan OJK (POJK) Nomor 14 tahun 2023, maka bursa karbon akan memperdagangkan unit karbon yang tercatat di SRN PPI.

“Saat ini BEI sedang finalisasi Peraturan Bursa Karbon,” ujarnya kepada wartawan, dikutip Rabu (20/9).

Jeffrey mengungkapkan, pada tahap awal ini yang ditargetkan adalah membangun infrastruktur dan ekosistem bursa karbon yang baik.

“Selain BEI nanti KSEI akan berperan untuk penyelesaian dana,” sebutnya.

Menurutnya, infrastruktur dan ekosistem bursa karbon yang baik adalah cukup supply dan demand serta pengembangan sistem perdagangan dan pengawasan yang semakin baik.

OJK pun telah menerbitkan Nomor 12/SEOJK.04/2023 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon (SEOJK 12/2023) sebagai aturan teknis dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2023.

Melalui Bursa Karbon tersebut, Indonesia mampu mengambil peran lebih besar dalam upaya pengendalian dampak perubahan iklim secara global.

Platform perdagangan karbon yang sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2022 ini akan memainkan peran penting mengingat Indonesia merupakan negara yang hampir 70% pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berbasis pada sektor alam.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Bisnis Ribuan Triliun Ini Bakal Untungkan PGEO

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts