Investor ‘Panas Dingin’ Tunggu The Fed, Harga Emas Stagnan

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas dunia cenderung stabil pada perdagangan akhir pekan kemarin setelah data ekonomi AS yang kuat dipandang sebagai celah bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

Read More

Pada perdagangan Jumat (27/1/2023) harga emas dunia tercatat US$1.930,48 per troy ons, naik 0,1% dari posisi sebelumnya. Dalam sepekan, harga emas dunia hanya menguat tipis 0,04% saja.



“Angka PDB AS mendorong spekulasi bahwa meskipun inflasi mulai terlihat sedikit lebih jinak, Fed mungkin harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, menekan emas”, kata Michael Hewson, kepala analis pasar di CMC Markets.

Data menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan, tetapi sebagian besar ekonom memperkirakan resesi pada paruh kedua tahun ini, meskipun pendek dan ringan dibandingkan dengan penurunan sebelumnya karena kekuatan pasar tenaga kerja yang luar biasa.

Sementara itu indeks dolar yang bergerak stabil membuat emas yang dibanderol dengan greenback menjadi kurang menarik.

Para pelaku pasar saat ini mencermati pertemuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve/The Fed minggu depan.

Polling CME Group Data menunjukkan kemungkinan The fed menaikkan suku bunga 25 bps kini mengarah 98%.

Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 425 bps sejak Maret 2022 menjadi 4,25-4,50%.

The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 75 bps pada periode Juni, Juli, September, dan Oktober 2022. Kenaikan suku bunga diturunkan sebesar 50 bps pada Desember 2022.

Emas, yang tidak membayar bunga, cenderung menguntungkan ketika suku bunga rendah karena mengurangi biaya peluang memegang emas batangan.

“Namun, pelemahan kenaikan suku bunga (oleh Fed) ini telah lama dihargakan menjadi emas sehingga akan mengambil langkah yang tidak sesuai dengan ekspektasi untuk berdampak signifikan pada harga emas,” kata analis Kinesis Money Rupert Rowling.

Meski dalam tekanan, harga emas ditopang oleh kembali memanasnya perang Rusia-Ukraina. Emas menjadi lindung nilai saat terjadi konflik.

Seperti diketahui, perang Rusia-Ukraina kembali memanas setelah AS dan Jerman mengirim tank-tank mereka ke Ukraina.

AS akan mengirimkan 31 tank Abrams untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia. Negeri Paman Sam mengikuti jejak Jerman yang mengambil langkah serupa dengan komitmen pengiriman tank Leopard.

Rusia langsung mengkritik keras pengiriman tank-tank tersebut dan berjanji akan menghancurkannya. Emas adalah aset aman yang akan dicari investor saat ada perkembangan geopolitik yang memanas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Artikel Selanjutnya


Ini Penyebab Harga Emas Ambruk, Masih Cocok Buat Investasi?

(ras/ras)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts