Investor Nanti Keputusan BI, IHSG Dibuka Merah

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah dan terlempar dari zona 7.000 pada Kamis (17/11/2022). IHSG drop 0,44% di 6.986,75 pada 09.05 WIB.

Read More

Tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan Rabu (16/11) waktu New York. Pelemahanini terjadi setelah data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan membuat investor Kembali khawatir terhadap jalur kenaikan suku bunga yang akan diambil The Fed pada pertemuan selanjutnya. Selain itu, sejumlah perusahaan juga melaporkan kinerja yang suboptimal dan outlook yang kurang menjanjikan.

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,12%. S&P 500 terdepresiasi 0,83% dan indeks padat teknologi Nasdaq anjlok 1,54%.

Investor tampaknya mencoba memastikan seberapa tangguh konsumen dan bisnis terhadap tekanan harga dan biaya pinjaman yang tinggi. Data hari Rabu menunjukkan penjualan ritel AS pada Oktober naik 1,3% dari bulan sebelumnya, di atas konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan 1,2%.

The Fed telah secara agresif menaikkan suku bunga tahun ini untuk memperlambat perekonomian. Namun sejauh ini, belanja konsumen tetap relatif kuat, sementara suku bunga yang lebih tinggi membutuhkan waktu untuk mempengaruhi perekonomian.

Presiden The Fed Kansas City Esther George memperingatkan bahwa bank sentral mungkin tidak dapat mendinginkan inflasi tanpa menyebabkan resesi. Data produksi industri yang baru dirilis menunjukkan aktivitas yang melambat, menambah kekhawatiran bahwa bisnis padat modal sedang berjuang untuk menghadapi suku bunga yang lebih tinggi.

Investor dan pelaku pasar patut menyimak sejumlah isu penting yang dapat menjadi sentimen pasar utama perdagangan hari ini, khususnya pengumuman kebijakan moneter terbaru dari Bank Indonesia (BI).

Bank Indonesia (BI) yang telah melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) sejak Rabu (16/11) kemarin, dijadwalkan akan mengumumkan siklus baru kenaikan suku bunga hari ini pada pukul 14.00 WIB.

Konsensus analis dan ekonom memproyeksikan BI akan melanjutkan kebijakan agresifnya bulan ini. BI diramal kembali mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps), berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.

Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut, delapan memperkirakan kenaikan 50 basis points (bps) menjadi 5,25%, dengan enam lainnya memprediksi kenaikan 25 bps menjadi 5,00%.

Keputusan ini merupakan siklus keempat beruntun, sebelumnya BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 bps hanya dalam waktu tiga bulan, masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, dan 50 bps pada Oktober.

Sementara itu pada Oktober 2022 atau sebelum pengumuman terbaru BI siang ini, posisi suku bunga acuan BI berada di 4,75% sementara suku bunga Deposit Facility sebesar 4,00%, dan suku bunga Lending Facility ada di 5,50%.

Kenaikan suku bunga hari ini dapat menjadi suntikan tenaga baru bagi rupiah yang dalam tiga hari terus K.O. terus melawan dolar AS. Pelemahan ini terjadi meskipun RI kembali melaporkan surplus neraca perdagangan pada Oktober 2022 dan memperpanjang rekor menjadi 30 bulan.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Waspada, Hari Ini IHSG Masih Berjuang Buat Balik ke 7.100

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts