Inklusi Keuangan RI Telat 8 Tahun Dari China, Bisa Kejar?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia berambisi mengejar inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024. Bukan hanya Indonesia yang berambisi meningkatkan inklusi keuangan, melainkan juga negara lainnya, salah satunya China.

Read More

Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK (BBRI) Supari mengatakan Indonesia memiliki target yang sama dengan China pada 8 tahun lalu. Saat itu China secara masif membangun infrastruktur dan mendorong masyarakat untuk menggunakan layanan perbankan.

“Bukan cuma buka akun sebanyak-banyaknya, tapi infrastruktur agar masyarakat terliterasi dengan baik dan dari aktivitas ekonomi margin lebih besar lagi,” ujar Supari dalam BRI Microfinance Outlook 2023, Kamis (26/1/2023).

Saat itu China meningkatkan aksesibilitas masyarakat dengan membuka berbagai channel, termasuk yang konvensional dan melalui agen. Kemudian dengan besarnya penggunaan smartphone di negara tersebut, China bisa mendorong penetrasi digital hingga desa. Sehingga scoring penduduk sudah terjadi di china.

“Lembaga keuangan memprovide layanan yang adaptif, itu yang cina lakukan, Indonesia hari ini sudah lakukan itu,” ujar dia.

Supari menegaskan inklusi dan literasi menjadi hal yang tidak terpisahkan, sehingga semakin banyak memanfaatkan produk-produk lembaga keuangan. Saat ini masyarakat Indonesia yang belum tersebut lembaga keuangan masih memanfaatkan pinjaman dari lembaga non formal, bahkan rentenir.

Untuk dibutuhkan strategi sasaran dan area untuk membangun strategi.

“Pekerjaan BRI sebagai holding mikro dan ultra mikro yang di dalam ada 34,6 juta debitur, ini yang akan dikerjakan, untuk memiliki indeks inklusi tinggi dan adaptif,” kata Supari.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Peluang RI Resesi Rendah, Bos BRI: Kita tidak Boleh Gegabah

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts