gep-indonesia.org

Ini Bukti Kalau Sektor Properti Sedang Tidak Baik-baik Saja

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengakui penurunan kinerja kuartal III tahun ini disebabkan oleh faktor permintaan produk semen. Direktur Utama SMGR Donny Arsal menyebut, meskipun perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan, namun dua sektor penggerak industri semen, yaitu sektor konstruksi dan real estate masih lesu. 

“Secara GDP kita tumbuh sejak kuartal II-2021 dan mencapai level 5,72% secara tahunan sampai kuartal III-2022. Namun, sektor konstruksi dan real estate tak mengikuti. Terlihat dari kuartal I-2022 sebesar 4% malah turun menjadi 0,6% sampai kuartal III 2022,” ujarnya dalam rapat bersama komisi VI DPR RI di Jakarta (29/11/2022).

Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan konstruksi dan real estate yang diperkirakan sampai akhir tahun ini, permintaan secara nasional juga diperkirakan akan menurun sebesar 2%-3% dibandingkan tahun sebelumnya. SMGR sendiri diperkirakan menghadapi penurunan permintaan yang turun 4% tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Donny, segmen permintaan semen segmen ritel sendiri mengalami penurunan sebesar 8,8% di kuartal III-2022 secara tahunan. “Tahun ini sejak sampai Oktober, permintaan nasional turun 16,7% dari tahun lalu yang meningkat 5,5%, ucapnya.

Penurunan semen dari segmen ritel kemungkinan berpengaruh cukup signifikan. Terlebih, kontribusi segmen ini terhadap total permintaan semen mencapai 70%-75%. Permintaan semen nasional hingga kuartal III-2022 sendiri sudah terkontraksi sebesar 3,6% secara tahunan.

Ia menambahkan, jika dilihat dari total permintaan, market share saat ini masih dalam kondisi mengalami over suplai atau kelebihan pasokan dengan kapasitas sebesar 119 juta ton per tahun, demand diperkirakan hanyas sebesar 63 juta ton per tahun.

“Jadi hampir mencapai 95% dari total demand over suplainya,” sebutnya. Di sisi lain, kata Donny, kontribusi sektor prject meningkat 14,9%. Namun sayangnya, porsi kontribusi poject terhadap tetal demand hanya 20 hingga 25% saja. Sehingga secara keseluruhan tetap mempengaruhi kinerja perseroan yang mencatat pertumbuhan yang kurang menggembirakan.

“Sehingga kalau net masih ada penurunan dari total permintaan yang di kontribusi yang tiba-tiba turun signifikan tahun ini,” pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Duh! Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Semen RI Dihantam Krisis

(RCI/dhf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version