IHSG Tutup Pekan Dengan Ceria, Deretan Saham Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini (27/01/23) berakhir di 6898,98 atau terapresiasi 0,50% secara harian.

Read More

Indeks sempat menyentuh level 6.932,71, melayang di level tertinggi satu bulan dan memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya

Sore ini sebanyak 280 saham menguat, 222 saham menguat dan 211 saham stagnan. Nilai perdagangan tercatat hampir Rp 12 triliun dengan melibatkan lebih dari 21 miliar saham.

Hari ini secara eksklusif diperdagangkan di wilayah positif melanjutkan kenaikan kemarin. Dalam lima hari perdagangan, apresiasi IHSG terdorong naik menjadi 1,16% (week to date). Dengan begitu, IHSG masih menorehkan kinerja positif mingguan.

Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan penguatan 2,95%.

Emiten perbankan menjadi penggerak utama indeks dengan mayoritas saham perbankan naik dengan tiga teratas diisi saham kapitalisasi raksasa Bank Central Asia melejit 2,65%, Bank Mandiri yang menguat 2,04% dan Bank Rakyat Indonesia naik 1,29%.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, tujuh dari total sektor menguat. Sektor finansial menjadi yang paling menguntungkan IHSG naik 1% lebih, sedang sektor konsumen menjadi beban indeks.

Kinerja IHSG sore ini mengekor mayoritas bursa Asia-Pasifik yang menguat setelah pembukaan kembali ekonomi yang cepat di China dengan kebijakan pro-pertumbuhan dari Beijing. Hanya saham China daratan yang masih terpantau tutup.

Pasar ekuitas tanah air mengikuti kenaikan saham utama Wall Street semalam. Indeks Dow Jones menguat 205,57 poin atau 0,61%. S&P 500 naik 44,21 poin ke 4.060,43 sementara Nasdaq melesat 1,76%.

Wall Street menguat setelah data baru untuk Amerika Serikat (AS) menunjukkan pertumbuhan PDB melampaui perkiraan sebesar 2,9% di Q4.

Sepanjang 2022, ekonomi AS tumbuh 2,1%. Data klaim pengangguran yang diumumkan pada Kamis malam ada sebanyak 186.000. Klaim ini lebih rendah – artinya pasar tenaga kerja AS masih tumbuh kuat di tengah tingginya suku bunga.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Belum Suram, APEI Sebut Pasar Modal Masih Bisa Tumbuh

(Muhammad Azwar/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts