IHSG Happy, 7 Saham Ini Jadi Obat Kuatnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan sesi I Jumat (14/4/2023), di tengah terus membaiknya sentimen pasar global hingga hari ini.

Read More

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG menguat 0,56% ke posisi 6.823,83. IHSG akhirnya kembali ke level psikologis 6.800 pada hari ini.

Secara sektoral, sektor teknologi memimpin penguatan yakni sebesar 0,85%, disusul sektor industri dasar yang menguat 0,76%.

Setidaknya ada tujuh saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini.

Berikut saham-saham yang membantu IHSG menguat.









Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia BBRI 5,78 5.025 0,90%
Bank Central Asia BBCA 5,57 9.000 0,84%
Merdeka Copper Gold MDKA 5,16 4.300 4,12%
Bank Mandiri BMRI 4,96 5.225 1,95%
GoTo Gojek Tokopedia GOTO 4,05 93 2,20%
Kalbe Farma KLBF 2,07 2.070 1,97%
Unilever Indonesia UNVR 1,34 4.190 2,20%

Sumber: Refinitiv

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar indeks pada sesi I hari ini, yakni mencapai 5,78 indeks poin.

Selain saham BBRI, terdapat pula saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga menopang indeks sebesar 5,57 indeks poin.

Terakhir, ada saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang juga mendorong IHSG hingga berhasil menguat sebesar 1,34 indeks poin.

Data inflasi AS yang mulai mengalami penurunan pada Maret telah memberikan efek positif pada pasar saham global, termasuk IHSG.

Data inflasi ditingkat produsen (producer price index/PPI) di AS pada Maret lalu turun 0,5% secara bulanan (month-to-month/mtm). Padahal, ekspektasi pasar indeks PPI diproyeksi mendatar.

Secara tahunan (yoy), inflasi produsen di AS melandai ke 2,7% pada Maret, dari sebelumnya 4,9% pada Februari.

Jika mengeluarkan item makanan dan energi, PPI inti turun 0,1% (mtm), di bawah ekspektasi kenaikan 0,21% ekonom yang disurvei Dow Jones.

Sebelumnya, rilis laporan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Maret menunjukkan inflasi utama mereda pada bulan lalu.

CPI hanya naik 0,1% (mtm) pada Maret. Sedangkan secara tahunan, CPI AS tumbuh 5% (yoy), kenaikan terkecil sejak hampir dua tahun belakangan.

Inflasi yang mulai dingin ini menunjukkan jika ekonomi AS mulai melemah seperti harapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Hanya saja, memang kenaikan ini masih belum begitu terasa seiring investor masih khawatir potensi resesi tahun ini.

Pelaku pasar akhir-akhir ini berharap efek meredanya inflasi dan pembalikan arah The Fed menjadi dovish beberapa pekan terakhir turut mendorong indeks saham di AS kembali cerah.

Menurut alat FedWatch CME Group, probabilitas yang memprediksi kenaikan sebesar 25 basis poin (bp) mencapai 66%, sedangkan yang memproyeksikan The Fed mempertahankan suku bunga di pertemuan edisi Mei mencapai 34%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts