Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (8/8/2023), setelah sebelumnya sempat menguat pada perdagangan sesi I hari ini.
IHSG ditutup melemah 0,25% ke posisi 6.868,81. Padahal, IHSG sempat menembus kembali level psikologis 6.900. Namun pada akhirnya IHSG gagal bertahan dan kembali diperdagangkan di level psikologis 6.800.
Secara sektoral, sektor konsumer non-primer menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 0,63%.
Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | -10,90 | 104 | -4,59% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | -8,22 | 5.625 | -1,32% |
Bank Central Asia | BBCA | -5,05 | 9.200 | -0,81% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | -1,45 | 8.925 | -0,83% |
Astra International | ASII | -1,20 | 6.850 | -0,36% |
Sumber: Refinitiv
Tiga saham perbankan raksasa menjadi pemberat IHSG hari ini, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencapai 8,2 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 5,1 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 1,4 indeks poin.
Namun, saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat IHSG paling besar pada hari ini, yakni mencapai 10,9 indeks poin.
Koreksi IHSG terjadi di tengah sikap investor yang masih menimbang rilis data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2023.
Sebelumnya kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2023 mencapai 5,17% (year-on-year/yoy). Realisasi ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni yang tumbuh 5,4%.
Secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 3,86%. Dengan capaian ini, maka PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 5.226,7 triliun.
Realisasi ini lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi yang memperkirakan PDB RI pada kuartal II-2023 mencapai 4,98% (yoy) dan 3,74% dibandingkan kuartal sebelumnya (qtq).
Adapun, realisasi ini juga sejalan dengan proyeksi Gubernur Bank Indonesia (BI). Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Seperti diketahui, Gubernur BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,1% pada kuartal II-2023.
“Pada kuartal I ekonomi sudah menggeliat, sehingga di triwulan kedua ekonomi bisa mencapai 5,1% atau lebih karena adanya momen Lebaran,” kata Perry, dalam RDG April 2023, dikutip Senin (7/8/2023).
Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan perekonomian dalam negeri masih mampu untuk tumbuh positif hingga diperkirakan 5-5,3% pada kuartal II-2023.
“Perkembangan positif ini pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 baik kuartal II dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga pada kisaran antara 5,0-5,3%,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat KSSK, dikutip Senin (7/8/2023).
Capaian tersebut, kata Sri Mulyani dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang semakin baik, didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan ekspansi aktivitas manufaktur yang tergambar dari PMI Manufaktur mencapai 53,3 pada Juli 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
IHSG Jeblok, 6 Saham Big Cap Ini Jadi Biang Keroknya
(chd/chd)
Sumber: www.cnbcindonesia.com