Harga Batu Bara Anjlok 3% Lebih!

Jakarta, CNBC Indonesia – Laju kencang batu bara terhenti. Pada perdagangan Kamis (1/12/2022), harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 376 per ton. Harga batu bara merosot 3,34% dibandingkan hari sebelumnya.  Pelemahan ini memutus rally harga batu bara yang menguat dalam 10 hari perdagangan sebelumnya.

Read More

Sebagai catatan, kenaikan harga batu bara selama 10 hari perdagangan yang berlangsung dari 17-30 November 2022 adalah yang pertama kali terjadi pada tahun ini.

Pelemahan juga menjauhkan pasir hitam kembali ke level US$ 400 per ton.

Dalam sepekan, harga batu bara masih menguat tipis 0,54% secara point to point. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara masih melonjak 4,2% dan dalam setahun masih melesat 146,9%.





Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh aksi profit taking, melandainya harga gas, serta kabar baik mengenai peningkatan ekspor Australia.

Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melandai 4,9% kemarin ke 139,26 euro per megawatt-jam (MWh). Harga turun setelah terbang dalam dua hari sebelumnya. Harga gas melandai karena prakiraan cuaca di sebagian Eropa tidak seburuk sebelumnya.

Dilansir dari Bloomberg, suhu di sebagian besar Eropa memang akan turun drastis pada pekan depan. Suhu di Paris, misalnya, akan lebih rendah 6,6 derajat Celcius dibandingkan Senin pekan ini.

Namun, suhu di Eropa bagian selatan seperti Italia akan tetap lebih hangat dibandingkan musim dingin sebelumnya. Suhu di kota Roma akan berada 2,1 derajat Celcius di atas suhu normal musim dingin yang tercatat pada Rabu.

Kenaikan ekspor batu bara dari Australia juga membuat kekhawatiran pasokan global menurun. Dilansir dari Argus Media, Australia akan mengejar ekspor batu bara pada Desember setelah cuaca membaik.

Ekspor dari Port Waratah Coal Services (PWCS) di Newcastle tercatat 83,15 juta ton pada Januari-November 2022, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 103 juta ton.

Pengiriman dari PWCS bahkan hanya mencapai 6,45 juta ton hanya menyentuh 5,97 juta ton, anjlok dibandingkan Oktober yang mencapai 8,41 juta ton. Jumlah tersebut juga turun 29% dibandingkan ekspor November 2021 yakni 8,41 juta ton.
Ekspor akan meningkat pada Desember karena dampak La Nina mulai menurun sehingga curah hujan berkurang.

Australia merupakan eksportir terbesar untuk batu bara kokas dan eksportir terbesar kedua untuk batu bara thermal.

Sementara itu, produsen terbesar batu bara terbesar di India Coal India Ltd (CIL) melaporkan kenaikan produksi sebesar 17% pada April-November 2022. Produksi pada periode tersebut mencapai 412,6 juta ton.

Kenaikan produksi Coal India diharapkan bisa menekan impor batu bara Negara Bollywood sekaligus menghindari krisis energi yang terjadi pada pertengahan tahun ini.

India merupakan importir terbesar kedua batu bara di dunia setelah China.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sepekan Berjaya, Batu Bara Kembali ke Atas US$ 400/ton

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts