Gak Happy Weekend, IHSG Kembali Nyungsep

Jakarta CNBC Indonesia – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 15 Desember 2022 melempem dan nyaris kembali terjun bebas ke bawah 6.700. Beberapa sentimen menjadi faktor pemberat IHSG.

Read More

IHSG ditutup turun sebanyak 50 poin atau 0,73% ke posisi 6.751,86. Sepanjang perdagangan, IHSG tak mampu bergerak ke teritorial positif. Pada pukul 14.05 IHSG berada di level 6.771,58, kemudian IHSG masih berada di zona merah di level 6.774,71 pada sepuluh menit berikutnya. Pukul 14.40 IHSG kembali turun menjadi 6.775,50.

Berdasarkan data statistik RTI business, tercatat sebanyak 29 miliar saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sekitar 1 juta kali serta nilai perdagangan mencapai 16 triliun rupiah serta kapitalisasi pasar mencapai 9280 triliun rupiah.

Terdapat 347 saham mengalami koreksi, 185 saham menguat dan 163 lainnya konsisten tidak berubah.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia, sebanyak 309 saham mengalami koreksi, terdapat 203 saham yang menguat, sementara itu sebanyak 194 saham lainnya mendatar.

Sebagian besar saham emiten unggulan mengalami penurunan, termasuk saham PT Bank Central Asia Tbk yang turun sebanyak 1,16 persen, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang turun sebanyak 0,80 persen.

Saham telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang ditutup ambrol 2,13% menjadi Rp 3.670/unit menjadi saham yang secara signifikan memberatkan IHSG.

Dari saham emiten batubara, yakni PT Bayan Resources dengan koreksinya yang mencapai 0,75% ke posisi harga Rp 13.200/unit.

Adapun deretan enam saham top losers pada perdagangan kali ini secara berurut adalah MGVL (-10%), ALTO (-6.90%), BANK (-6.90%), KRYA (-6.80%), BSBK (-6.78%), HDIT (-6.67%).

Laju IHSG pada perdagangan kali ini melandai selaras dengan mayoritas bursa saham Asia yang terkunci di zona merah.

Sementara Indeks Nikkei 225 turun 0,40% menjadi ditutup pada 28.042 pada hari Kamis. Investor bereaksi terhadap data yang menunjukkan defisit perdagangan Jepang meluas lebih dari yang diharapkan pada bulan November karena impor melebihi ekspor. Saham teknologi sebagian besar turun dan mengikuti saham teknologi di bursa AS.

Pasar saham di Hong Kong turun 312 poin atau 1,59% menjadi 19.361 pada penutupan perdagangan Kamis, Semua sektor utama menyeret indeks, dengan kerugian tajam dari teknologi dan konsumen.

Shanghai Composite ditutup pada 3.166 atau turun turun 0,32% dalam perdagangan campuran pada hari Kamis, mencapai level terendah setidaknya dalam seminggu intraday karena investor mencerna data yang menunjukkan data penjualan ritel November di China secara signifikan meleset dari perkiraan, sementara produksi industri tumbuh kurang dari yang diharapkan.

Saham-saham Strait Times Index, Singapura, juga melemah 0.21% terbebani oleh sentimen global yang lemah setelah Federal Reserve AS menyampaikan kenaikan suku bunga 50 basis poin yang diharapkan secara luas tetapi mengisyaratkan bahwa suku bunga fed fund dapat mencapai puncak lebih tinggi dari yang diantisipasi tahun depan.

Penurunan Impor Ikut Menghambat Pertumbuhan IHSG

Pergerakan impor dapat mempengaruhi pergerakan IHSG, karena impor dapat mempengaruhi kondisi ekonomi suatu negara.

Impor ke Indonesia secara tak terduga turun 1,89 persen tahun-ke-tahun ke level terendah dalam enam bulan sebesar USD 18,96 miliar pada November 2022, berbalik kuat dari lonjakan 17,44 persen pada bulan sebelumnya, dan meleset dari perkiraan pasar tentang pertumbuhan 7 persen.

Ini merupakan penurunan impor pertama sejak Januari 2021, di tengah melemahnya permintaan domestik akibat depresiasi rupiah. Pembelian nonmigas turun 0,89 persen menjadi USD 16,16 miliar; dan impor migas turun 7,30 persen menjadi USD 2,80 miliar, terseret oleh produk minyak (-19,68%) dan gas (-28,18%).

Untuk periode Januari-November, impor melonjak 24,45 persen menjadi USD 217,58 miliar, dengan pembelian non migas meningkat 18,13 persen dan pembelian migas tumbuh 68,01 persen.

Jika impor menurun, hal ini dapat menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi yang negatif, karena menunjukkan adanya penurunan permintaan terhadap produk atau jasa dari luar negeri. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi suatu negara, sehingga dapat menurunkan pergerakan IHSG.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Baru!

(Muhammad Azwar/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts