Efek Domino Wall Street, Bikin Bursa Eropa Merah!

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Eropa cenderung terkoreksi pada sesi awal perdagangan Kamis (10/11/2022), di mana investor masih mencerna hasil pemilihan umum sela di Amerika Serikat (AS).

Read More

Indeks Stoxx 600 di awal sesi terkoreksi tipis 0,15% ke 419,72. Saham ritel merosot 1,9% dan menjadi pemimpin penurunan pada sektor. Sedangkan saham utilitas terkoreksi 0,4%.

Hal serupa terjadi pada indeks FTSE Inggris melemah 0,16% ke 7.284,78 dan indeks CAC Prancis terdepresiasi 0,17% ke posisi 7.283,54. Namun, indeks DAX Jerman menguat 0,05% ke 13.668,11.

Di AS, sedang dilakukan Pemilu sela Kongres AS yang biasanya digelar setiap dua tahun dan jatuh tempo di tengah masa jabatan penuh Presiden AS selama empat tahun. Dalam bahasa Inggris, ini dikenal sebagai ‘midterm election‘.

Pemilu ini membuat pelaku pasar khawatir. Alhasil, Wall Street pun merosot pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Saat ini Partai Republik diperkirakan akan menguasai mayoritas kursi DPR AS. Hal ini tentunya bisa menghambat kebijakan-kebijakan yang akan diambil Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

Hingga saat ini, Partai Republik sudah memperoleh 207 dari 435 kursi DPR. Sementara Partai Demokrat 184 kursi. Diperlukan 218 kursi untuk menjadi mayoritas di DPR AS.

Jika Partai Republik berhasil menguasai DPR, maka pelaku pasar akan menghadapi gridlock, dan risiko lolosnya rancangan undang-undang yang dibuat Pemerintah Joe Biden bisa banyak yang mental. Sehingga, terkoreksinya bursa saham Wall Street pun juga meneka pasar ekuitas termasuk di Eropa.

Selain itu, para pelaku pasar global masih menantikan rilis inflasi AS yang dijadwalkan akan dirilis pada malam hari ini waktu Indonesia. Tentunya, rilis data tersebut sangat penting karena dapat mengindikasikan seberapa agresif bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Desember 2022.

Namun, kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS bergerak menguat di pra-pembukaan perdagangan hari ini, di mana investor masih menantikan rilis data inflasi AS per Oktober 2022.

Bursa saham Asia terpantau bergerak beragam karena China mengumumkan Indeks Harga Produsen (IHP) per Oktober 2022 melandai untuk pertama kalinya sejak Desember 2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Mirip Bursa Asia, Bursa Eropa Kompak Hijau di Awal Pekan

(aaf/aaf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts