Duh! 10 IPO Emiten Anak BUMN Terakhir Kok Boncos Terus Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak sepuluh saham anak usaha BUMN kini harganya di bawah harga saat penawaran umum perdana (IPO). Bahkan dari sepuluh saham ini, beberapa tidak masuk dalam list IDXBUMN20 periode Agustus 2022-Februari 2023.

Read More

Berikut performa 10 emiten IPO BUMN yang performanya menurun sejak IPO 2008 hingga akhir 2022.

1. ELSA

PT Elnusa Tbk (ELSA) melakukan IPO pada 06 Februari 2008 dengan harga Rp 400. ELSA merupakan anak usaha perusahaan minyak dan gas milik negara, PT Pertamina (Persero).

Dimana harga saham ELSA pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 314. Kinerja harga saham ELSA merosot hingga 21,50%. Penurunan ini dipengaruhi oleh gejolaknya pasar minyak mentah dunia.

Namun dalam harga tertinggi selama lima tahun, ELSA menyentuh di harga Rp 540. Investor yang sudah memiliki harga saham ELSA dari saat IPO harusnya sudah merasakan euforia ketika harga menyentuh di Rp 540. Dimana investor sudah mengantongi cuan 35%.

ELSA juga memperlihatkan kinerja membaik pada periode 2022 dimana membukukan lonjakan laba bersih hingga 673% menjadi Rp290,59 miliar sepanjang kuartal III 2022.

Diketahui china baru saja membuka kembali perekonomiannya. World Bank juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi di China pada 2023 akan berada pada kisaran 4,3% pada 2023 hal ini akan berpengaruh pada permintaan industri minyak mentah dunia.

Diketahui, PT. Elnusa Tbk (ELSA) bergerak dalam bidang jasa hulu migas dan melakukan investasi saham pada anak perusahaan dan perusahaan joint venture yang bergerak di beberapa industri, seperti layanan dukungan dan perdagangan upstream migas, layanan dan perdagangan downstream migas bumi dan jasa pengelolaan dan penyimpanan data perdagangan migas dan pengelolaan aset lapangan migas bumi.

2. TUGU

PT Asuransi Tugu Pratama Tbk (TUGU) melakukan IPO pada 28 Mei 2018 dengan harga Rp 3.850. TUGU merupakan anak perusahaan Pertamina lainnya.
Dimana harga saham TUGU pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 1.790. Kinerja harga saham TUGU merosot hingga 53,51%. Industri asuransi umum adalah salah satu industri yang terkena dampak pandemi. Dan saat ini TUGU berupaya untuk terus menaikan kinerja perseroan.

Namun, saham TUGU sempat menyentuh harga Rp 3.490 pada 15/09/2022 atas apresiasi PASAR terhadap kenaikan kinerja pada kuartal II 2022.

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri asuransi umum. Kegiatan usaha Perusahaan terbagi kepada tiga segmen. Segmen Asuransi Umum bergerak dalam bisnis asuransi umum, terutamanya sektor minyak, gas dan energi. Segmen Sewa dan Bisnis Terkait bergerak dalam bisnis penyewaan ruang kantor dan kendaraan. Segmen Bisnis Lainnya bergerak dalam bisnis investasi. TPI memberikan layanan asuransi kepada mitra kerja PT Pertamina (LC), anak perusahaannya, serta pemegang kontrak kerjasama minyak dan gas (KKKS).

3. WTON

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) melakukan IPO pada 8 April 2014 dengan harga Rp 590. WTON merupakan anak usaha perusahaan konstruksi milik negara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. WTON adalah salah satu anak BUMN yang IPO lebih awal dibanding perusahaan lainnya.

Dimana harga saham WTON pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 196. Kinerja harga saham WTON merosot hingga 66,78%. Penurunan harga saham WTON diiringi dengan menurunnya laba sepanjang 2021, seiring dengan pendapatan usaha perseroan yang lebih rendah dari 2020.

Saat ini PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) alias WTON merupakan produsen beton pracetak terbesar di seluruh Indonesia bahkan Asia Tenggara. WIKA Beton telah memiliki 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki pertumbuhan industri konstruksi yang tinggi.

WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) Crushing Plant di Cigudeg Bogor, Lampung Selatan dan Donggala Palu. WIKA Beton menerapkan pola Precast Engineering-Production-Installation (EPI). WIKA Beton telah memiliki tiga anak usaha yakni PT Wijaya Karya Komponen Beton, PT Wijaya Karya Krakatau Beton, PT Wijaya Karya Citra Lautan Teduh dan satu perusahaan asosiasi PT Wijaya Karya Pracetak Gedung.

4. WEGE

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) melakukan IPO pada 30 Nov 2017 dengan harga Rp 290. WEGE merupakan anak usaha Wijaya Karya lainnya.

Dimana harga WEGE pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 148. Kinerja harga saham WEGE merosot hingga 48,97%. Penurunan harga saham WEGE juga diiringi dengan penurunan pendapatan. Penyebab utama penurunan pendapatan lantaran jasa konstruksi yang menjadi kontributor utama mencatatkan penurunan menjadi Rp 396,51 miliar hingga akhir Maret 2022.

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Kegiatan usaha utama perusahaan mencakup konstruksi gedung perumahan, komersial dan institusional seperti pemukiman, perkantoran, perhotelan, gudang dan lainnya.

Perusahaan juga menyediakan jasa listrik dan mekanikal bangungan seperti tata ruang dan air-conditioner, jasa pemasangan alat angkut serta pemasangan alat telekomunikasi. Selain itu, Perusahaan juga menyediakan jasa perencanaan, pengelolaan bangunan dan penyewaan gedung. Perusahaan juga menyediakan penyewaan sarana dan prasarana.

5. WSBP

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) melakukan IPO pada 20 Sep 2016 dengan harga Rp 490. WSBP merupakan anak usaha perusahaan konstruksi milik negara, PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Dimana harga WSBP pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 95. Kinerja harga saham WSBP merosot hingga 80,61%.

Diketahui saham WSBP hingga saat ini masih di suspend Bursa Efek Indonesia (BEI). Dikarenakan emiten plat merah ini kembali temui jalan buntu dalam usahanya untuk terlepas dari suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurang lebih dari 1 tahun. Sejalan dengan hasil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) WSBP yang menolak usulan Wali Amanat terkait penyesuaian Perjanjian Perdamaian PKPU.

WSBP merupakan perusahaan konstruksi BUMN terkemuka di Indonesia, yang bergerak dalam industri manufaktur beton precast dan ready mix.

6. GMFI

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) melakukan IPO pada 10 Oktober 2017 dengan harga Rp 400. GMFI merupakan anak usaha maskapai penerbangan milik negara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Dimana harga GMFI pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 61. Kinerja harga saham GMFI merosot hingga 84,75%. Penurunan harga saham GMFI diiringi dengan penurunan pendapatan. Pada kuartal III 2022 GMFI masih mengalami rugi bersih sebesar USD17,8 juta, mengecil dibanding periode yang sama 2021 dengan rugi bersih senilai USD38,9 juta.

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) berawal dari Divisi Maintenance & Engineering (M&E) Garuda Indonesia pada tahun 1984 yang kemudian berkembang menjadi unit bisnis mandiri. Pada tahun 1998, Divisi M & E berubah menjadi Strategic Business Unit Garuda Maintenance Facility (SBU-GMF) yang menangani seluruh aktivitas perawatan armada Garuda Indonesia agar Garuda Indonesia dapat fokus pada bisnis intinya sebagai operator penerbangan.

7. PPRE

PT PP Presisi Tbk (PPRE) melakukan IPO pada 24 November 2017 dengan harga Rp 430. PPRE merupakan anak usaha perusahaan konstruksi milik negara, PT PP (Persero) Tbk.

Dimana harga saham PPRE pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 120. Kinerja harga saham PPRE merosot hingga 72,09%. PPRE masih berusaha memperbaiki kinerja perseroan. Dibuktikan dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 144,5 miliar hingga kuartal III-2022. Jumlah itu melesat 34,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 107,4 miliar.

PT PP Presisi Tbk (PPRE) menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa konstruksi yang berbasis pada diferensiasi produk yaitu jasa konstruksi sipil dan gedung. PP Presisi menjalankan 7 (tujuh) lini bisnis, yaitu civil work, ready mix, foundation, formwork, equipment rental, erector dan mining services, yang mana dua lini bisnis terakhir merupakan hasil ekspansi usaha yang dilakukan Perseroan tahun 2018.

8. PPRO

PT PP Properti Tbk (PPRO) melakukan IPO pada 19 Mei 2015 dengan harga Rp 185. PPRO merupakan anak usaha PT PP yang lain.

Dimana harga PPRO pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 50. Kinerja harga saham PPRO merosot hingga 72,97%. Harga saham PPRO masih mendarat dan tidak bergerak di Rp 50. Meskipun kenaikan kerja terlihat pada kuartal III 2022 dimana PPRO mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebanyak 59,95% dari sebelumnya Rp847 miliar menjadi Rp1,35 triliun rupiah. Hal ini belum meyakini para investor untuk membeli sahamnya.

PPRO menjalankan kegiatan usaha di bidang pengembangan properti dan realti baik aset dan atau hak pengelolaan sejak tahun 1991, dimana pada saat itu perseroan masih menjalankan fungsinya sebagai divisi properti dari PTPP. Kegiatan usahanya saat ini terbagi atas dua segmen usaha yaitu penjualan realti dan pendapatan properti, dimana atas segmen usaha tersebut perseroan membagi menjadi tiga tipe pengembangan yaitu residensial, komersial, dan hospitality.

9. IPCM

PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) melakukan IPO pada 22 Desember 2017 dengan harga Rp 380. IPCM merupakan anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Dimana harga saham IPCM pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 274. Kinerja harga saham IPCM merosot hingga 27,89%.

Namun perbaikan kinerja sudah nampak terlihat pada kuartal III 2022. Dimana berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit per 30 September 2022, pendapatan bersih IPCM tembus Rp 671,05 miliar, tumbuh 11,83 persen dibandingkan dengan realisasi kuartal III/2021 sebesar Rp 600,08 miliar (year-on-year/yoy).

PT. Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan pemanduan dan penundaan kapal, dengan nama dagang IPC Marine Service. Jasa Armada Indonesia adalah anak perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). Perusahaan mulai beroperasi tahun 1960.

10. IPCC

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) melakukan IPO pada 09 Jul 2018 dengan harga Rp 1.640. IPCC merupakan anak usaha Pelabuhan Indonesia/Pelindo II lainnya.

Dimana harga saham IPCC pada perdagangan Senin 06/02/2023 berada di harga Rp 600. Kinerja harga saham IPCC merosot hingga 63,41%.

Perbaikan juga dilihatkan oleh IPCC. Dimana IPCC melaporkan sepanjang 9 bulan hingga September 2022, telah membukukan laba tahun berjalan senilai Rp108,89 miliar mengalami lonjakan sangat signifikan 556,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang hanya Rp16,59 miliar.

PT. Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) merupakan perusahaan kendaraan terminal yang beroperasi di Tanjung Priok. Perusahaan memberikan pelayanan Cargodoring, Stevedoring, Receiving & Delivery, Vehicle Processing Center (VPC), dan Equipment Processing Center (EPC). Perusahaan merupakan salah satu anak perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jokowi Bakal Happy, Setoran Dividen BUMN Bisa Tambah Tinggi

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts