Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah saham berhasil naik tinggi selama sepekan. Namun, tidak sedikit pula yang merosot tajam melebihi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di minggu ini.
Saham PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) menjadi top gainers sepekan dengan kenaikan 82,86% ke Rp640/saham.
Lonjakan tiba-tiba IKBI terjadi sejak terbang hingga auto reject atas (ARA) 25% pada 28 Juli lalu. Semenjak itu, saham IKBI menembus ARA pada Senin (31/7/2023), Selasa (1/8/2023), dan Jumat (4/8/2023).
Dengan ini, saham IKBI terbang tinggi usai mengalami sideways panjang setidaknya sejak tengah 2017 lalu.
Saham SUMI merupakan emiten multinasional yang memproduksi kabel yang bermarkas di Tangerang, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1981 dengan nama PT Industri Kawat Indonesia.
Setahun kemudian, perseroan berganti nama menjadi PT IKI Indah Kabel Indonesia. Kemudian pada 1991, perseroan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selanjutnya pada 1999, perseroan resmi berganti nama menjadi PT Sumi Indo Kabel Tbk.
Perseroan memproduksi kabel listrik, kabel telekomunikasi, dan kawat tembaga.
Selain IKBI, saham PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) juga melesat di jajaran top gainers, kenaikannya mencapai 72,82% ke Rp356/saham.
Demikian pula, saham emiten PT Bukit Uluwatu Vila Tbk (BUVA) yang kembali ke gocap (Rp50/saham) setelah sempat terbenam di Rp34/saham dengan melejit 52,94% pekan ini.
Saham BUVA bisa diperdagankan lebih rendah dari Rp50/saham lantaran masuk daftar efek pemantauan khusus dengan notasi 7 (memiliki likuiditas rendah).
Sebelumnya, sosok suami Puan Maharani Hapsoro ‘Happy’ Sukmonohadi mengakuisisi emiten perhotelan tersebut via penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement.
Aksi ini dilakukan Happy lewat perusahaannya PT Nusantara Utama Investamadan merupakan bagian dari pelunasan utang perseroan kepada perusahaan yang terafiliasi dengan menantu Megawati tersebut.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), BUVA akan melakukan private placement sebesar Rp754,4 miliar dengan menerbitkan 12,57 miliar saham baru. Adapun noiminal sahamnya ditaksir sebesar Rp60 per saham.
Penambahan modal melalui konversi utang tersebut tersebut setara dengan 64,8% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Berbeda nasib, PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) menjadi top losers dengan minus 43,64% dalam periode sepekan.
Selain JATI, saham PT Tira Austenite Tbk (TIRA) dan Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) juga masuk saham pecundang, masing-masing anjlok 38,10% dan 37,31% dalam sepekan.
Sementara, dalam sepekan, IHSG merosot 0,69% ke posisi posisi 6.852,84. IHSG gagal bertahan di level psikologis 6.900 sepanjang minggu, setelah sempat menembus 6.931,36 pada Senin (31/7).
Di tengah penurunan itu, asing melakukan penjualan bersih (net sell) Rp425,47 miliar di pasar reguler.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Punya Saham Ini?Cuan Satu Minggu Bisa Beli Tiket ke Tokyo
(trp/trp)
Sumber: www.cnbcindonesia.com