Cuan IHSG di Bawah Deposito, IPO Malah Pecah Rekor!

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin akhirnya berhasil rebound. Bahkan, indeks lompat 75,86 poin atau setara 1,13% ke level 6.810,32.

Read More

Meski demikian, akibat terlalu banyaknya penurunan, IHSG masih mengakumulasi penurunan 1,19% selama satu pekan terakhir. Dalam satu bulan, bahkan indeks telah mengakumulasi penurunan 3,20%.

Sejak awal tahun, IHSG memang masih mencatat imbal hasil atau return positif. Return indeks sebesar 3,48%. Meski positif, tapi return ini masih lebih rendah dibanding kebanyakan bunga deposito bank satu bulan, yang berkisar antara 3% hingga 6%.

Indeks memang jadi cerminan situasi ekonomi. Meski return indeks kurang memuaskan, toh kondisi ini tak menghentikan niatan calon emiten menggalang dana dari bursa saham.

Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, hingga 9 Desember 2022, ada 58 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Jumlah dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 32,7 triliun.

“Sebagai informasi, saat ini terdapat 1 perusahaan yang sedang melakukan proses penawaran umum di sistem e-IPO, yaitu PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) dan sesuai jadwal akan dicatatkan tanggal 15 Desember 2022,” jelas Nyoman, dikutip Selasa (13/12/2022).

Jika saham VTNY tercatat di BEI, maka total saham yang tercatat di BEI tahun ini berjumlah 59 saham. Aktivitas ini meningkat 9% dibanding yahun lalu yang sebesar 54 saham.

“Aktivitas itu juga lebih tinggi dibanding rekor all time high BEI pada 2018 yang berjumlah 57 saham,” kata Nyoman.

Pipeline Pencatatan Saham

Jumlah pencatatan atau listing dipastikan bertambah. Sebab, BEI sendiri hingga 9 Desember sudah memiliki 42 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham dengan rincian sektornya adalah sebagai berikut.

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials
• 2 Perusahaan dari sektor Industrials
• 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
• 6 Perusahaan dari sektor Technology
• 3 Perusahaan dari sektor Healthcare
• 5 Perusahaan dari sektor Energy
• 2 Perusahaan dari sektor Financials.
• 6 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.
• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures.

Berdasarkan data di atas, perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals, Technology, Energy, Properties & Real Estate paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya.

“Dengan mempertimbangkan waktu sampai akhir tahun 2022 sudah semakin pendek, kemungkinan terjadi perubahan jadwal pencatatan yang sebelumnya direncanakan tahun 2022 menjadi tahun 2023,” terang Nyoman.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Listing Hari Ini, Saham Dewi Farmindo Lompat 35 Poin

(dhf/dhf)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts